Washington (ANTARA News) - Militer Amerika Serikat meningkatkan serangan udara dan darat di Afghanistan dalam usaha melumpuhkan Taliban, menerapkan kembali taktik-taktik "kontra terorisme."

Menjatuhkan lebih banyak bom dan melancarkan lebih banyak serangan oleh pasukan operasi khusus menekankan tentang urgensi dalam usaha perang itu, sementara Gedung Putih bersiap-siap untuk mengeluarkan satu tinjauan strategi dan para komandan berusaha mengubah dinamika konflik yang ditandai kebuntuan itu.

Dengan mengumumkan penambahan 30.000 tentara AS tahun lalu, Presiden Barack Obama menerapkan gagasan strategi "kontra pemberontakan" yang dipusatkan mengurangi pertempuran dengan Taliban dan lebih banyak menjamin keamanan kota-kota penting, melatih pasukan Afghanistan dan mendukung pemerintah lokal.

Tetapi perlu memutuskan jalur pasokan gerlyawan ke tempat-tempat persembunyian di Pakistan memberikan penekanan baru bagi operasi-operasi lebih konvensional yang ditargetkan, kata Jendral James Cartwright, wakil ketua Gabungan Kepala Staf.

Apabila kita memulai, kita mungkin lebih terpadu dengan strategi" kontra pemberontakan. Tekanan diubah," kata Cartwright pekan lalu.

"Kita perlu mengurangi garis komunikasi itu dan mengurangi arus itu sesuai dengan kemampuan terbaik kita. kata Carwright dalam satu acara di National Press Club (NPC).

Perimbangan pasukan AS " mulai berubah ke unsur kontra terorisme yang lebih luas ketimbang memikirkan tentang apa yang kita perlukan apabila kita memulai," katanya.

Perluasan serangan kontra terrorisme juga tampaknya cocok dengan keperluan untuk mendorong Taliban ke meja perundingan, sementara para pemimpin miiter AS telah lama menyatakan bahwa pemberontak harus berpikir mereka akan kalah di medan tempur darat sebelum mereka melibatkan diri dalam perundingan perdamaian yang tulus.

Komandan militer AS sebelumnya di Afghanistan Jendral Stanley McChrystal mengurangi serangan udara dan militer dalam usaha mengurangi korban di pihak sipil, tetapi penggantinya Jendral David Petraeus melakukan tindakan yang lebih agresif.

Pesawat AS melakukan 850 misi tempur November, tiga kali lebih banyak dalam bulan yang sama tahun lalu, kata Angkatan Udara AS.

Dari Januari sampai akhir November pesawat-pesawat tempur melakukan 30.000 misi dukungan udara bagi pasukan di darat, meningkat 13 persen dibanding sepanjang tahun 2009, katanya.

Dalam enam bulan belakangan ini, pasukan koalisi melancarkan lebih dari 7.000 misi operasi khusus, menewaskan atau menangkap lebih dari 600 pemimpin dan menimbulkan banyak korban bagi para gerilyawan , dengan 2.000 orang tewas, kata pasukan yang dipimpin NATO kepada surat kabar The Long War Journal.

Lebih banyak peralatan tempur akan segera digelar di Afghanistan selatan di mana Marinir memiliki tank-tank M1A1 dalam persenjataan mereka-- pertama digunakan tank-tank AS dalam perang itu.

Peningkatan operasi mematikan diikuti dengan korban yang tinggi di kalangan pasukan AS dan NATO dalam perang sembilan tahun dengan 693 tewas, kata laman internet independen icasualities.0rg.

Para pejabat Pentagon mengatakan peningkatan pengejaran terhadap para gerilyawan adalah wajar bagi peningkatan kekuatan pasukan , dan Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan pendekatan didalam perang tetap " satu gabungan" pembangunanan tentara dan kontra terorisme.

Ia menyebut usaha di Afghanistan timur sebagai satu "kegiatan pengacauan" dengan pasukan AS berusaha menghentikan gerilyawan datang dengan melintasi Pakistan.

Di selatan, pasukan yang dipimpin AS mengusir Taliban dari kota-kota dabn kemudian menguasai daerah-daerah yang berpenduduk, katanya.

"Anda perlu memahami strategi bahwa di satu bagian negara itu akan berbeda degan daerah lainnya," kata Gates kepada wartawan pekan lalu dalam perjalanannya pulang ke Washington.

Satu bagian penting dari strategi AS itu termasuk perluasan operasi pengemboman terhadap para pemimpin Al Qaida dan Taliban di daerah suku barat laut di Pakistan.

Serangan CIA (Badan Intelijen Pusat) AS terus ditingkatkan, dengan 100 serangan pesawat tahun 2010 dibanding 53 tahun lalu terutama di Waziristan Utara di mana tentara Pakistan sejauh ini gagal memperluas serangan terhadap gerilyawan di sana, kata The America Foundation.

Serangan udara itu menewaskan 809 gerilyawan tahun ini dibanding 405 orang tahun sebelumnya, demikian AFP.

(H-RN/H-AK/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010