Jakarta,  (ANTARA News) - Menyusul cederanya Dian Agus Prasetyo, pelatih Timnas sepak bola Indonesia Benny Dollo memanggil kiper Ahmad Kurniawan untuk menambah kekuatan Timnas melawan Australia pada 28 Januari di Jakarta.

"Karena Dian cedera, saya sudah memanggil Ahmad Kurniawan (kiper Persik Kediri)," kata Benny di Jakarta, Jumat sore.

Sebelumnya Dian termasuk dalam empat pemain tambahan yang dipanggil Badan Tim Nasional (BTN) menambah 18 pemain yang sudah ada. Pemain tambahan itu yakni Rachmat Latif, Pieter Rumaropen, Dian Agus dan Ellie Aiboy.

Dalam sesi latihan Jumat sore di lapangan, Pieter Rumaropen, dan Charis Yulianto sudah bergabung berlatih setelah absen di sesi latihan hari perdana Kamis. Tinggal menunggu kedatangan Ahmad Kurniawan saja.

Andalkan Serangan Balik

Sementara di laga melawan Australia, Benny Dollo menyatakan, timnya tetap akan mengandalkan serangan balik dengan mengacu kualitas tim Australia yang terakhir pernah tampil Piala Dunia 2006.

Mantan pelatih Arema ini akan menerapkan pola yang tidak jauh berbeda ketika melawan Oman dengan strategi bertahan dan mengandalkan serangan balik. Indonesia pun mampu menahan imbang Oman 0-0.

"Namun banyak yang belum dapat diterapkan pemain dengan baik saat melawan Oman itu," kata Benny.

Benny praktis menerapkan pola 4-5-1 dengan Bambang Pamungkas di lini depan.

"Kita tetap akan bertahan tapi berusaha untuk memaksimalkan serangan-serangan balik," kata Benny.

Timnas sendiri tetap memasang Bambang Pamungkas di depan, namun Benny mengakui Bambang seperti layangan putus. Kurangnya penampilan Bambang di laga pertama Indonesia melawan Oman karena disebabkan banyak faktor. Selain performa yang mulai menurun, striker berusia 28 tahun itu juga tidak mendapat suplai bola dari dari lini tengah.

"Banyak yang berkomentar mengenai penampilan Bambang. Dia (Bambang) juga mengakui kalau penampilannya sedikit menurun. Tapi, sebagus-bagusnya striker tidak akan mampu berbuat banyak bila dukungan tidak ada dari lini tengah," kata Benny.(*) 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009