Bojonegoro (ANTARA News) - Pengarang kisah Hasduk Berpola, Bagas Dwi Bawono, mengaku tidak terlibat dalam pembuatan film Bendara Sobek yang disutradarai Dwi Ilalang.

"Saya tidak terlibat dalam pembuatan film Bendara Sobek, kurang tahu siapa pembuat kisah skenario Bendara Sobek," kata Bagas Dwi Bawono, yang dihubungi melalui telepon, Kamis.

Namun dia mengaku pernah berjalan bersama dengan Dwi Ilalang, di bawah bendera Square Apple, miliknya, memberikan presentasi di Pemkab Bojonegoro, November 2009. Harapannya, kisah Hasduk Berpola tersebut bisa diangkat ke layar lebar dengan sutradara Dwi Ilalang, dengan dukungan pemkab.

Di dalam presentasi yang juga diikuti Dwi Ilalang, digambarkan shoting di hotel Majapahit, menggambarkan pengibaran bendera yang dilakukan seorang anak kecil. Selain itu, dalam kisah Hasduk Berpola dengan latar belakang perang kemerdekaan di tahun 1945 itu, juga dilakukan di Bojonegoro.

Di Bojonegoro, tim film Hasduk Berpola, juga sudah melakukan audisi, diikuti ratusan peserta. Menjawab pertanyaan wartawan, Bagas mengatakan, dia masih belum tahu pasti kemungkinan karya Bendera Sobek tersebut mengadopsi karyanya, Hasduk Berpola.

Setelah dari Bojonegoro, Bagas mengaku berpisah dengan Dwi Ilalang. Hanya saja, hasil karyanya kisah Hasduk Berpola tersebut, masih tetap diusahakan ditawarkan kepada berbagai pihak untuk bisa diangkat ke layar lebar.

"Ya kita lihat saja nanti jadinya film Bendera Sobek," katanya mengelak memberikan keterangan lebih lanjut.

Sebelum itu, menjawab pertanyaan ANTARA, Koordinator Tim II Unit Lokasi kejar Bintang Bendera Sobek, Moch Yunus, di Bojonegoro, menyatakan, kisah Bendera Sobek, berbeda dengan kisah Hasduk Berpola yang pernah ditawarkan pembuatannya di Bojonegoro.

Dalam film Bendera Sobek, maka penekanan kisah alur cerita mengenai perjuangan, sedangkan Hasduk Berpola, yang kisahnya disusun Bagas Dwi Bawono, mengenai pendidikan dan masalah sosial. "Yang jelas, kisah film bendera sobek dan Hasduk Berpola, berbeda," katanya menambahkan.  (SAS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010