Bengkulu (ANTARA News) - Siaga bencana penting diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dan universitas, kata Direktur Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (Tsunami and Disaster Mitigation Research Center/TDRMC) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Dirhamsyah.

"Siaga bencana penting dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sekolah dan universitas sehingga kesiapsiagaan menjadi karakter setiap generasi penerus kita," katanya di Bengkulu, Sabtu.

Hal itu dikatakannya pada sosialisasi program kebencanaan TDMRC kepada para pihak yang fokus pada masalah bencana di Provinsi Bengkulu.

Siaga bencana, kata dia, sudah dimasukkan dalam modul KKN mahasiswa Universitas Syiah Kuala dan dalam waktu dekat akan diintegrasikan dalam kurikulum sekolah di Banda Aceh.

"Lembaga kami sebenarnya lebih fikus pada penelitian mitigasi bencana yang berbasis keilmuan tapi juga berperan dalam pemberdayaan masyakat termasuk dalam pembuatan modul siaga bencana dalam program KKN dan kurikulum," katanya.

Ia mengatakan, TDMRC yang dibentuk pada 2006 mendapat mandat dari Pemerintah Provinsi Aceh untuk menyediakan informasi, produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan untuk program pengurangan risiko bencana.

Salah satu media penyebarluasan informasi dan cara pengurangan risiko bencana tersebut, kata dia, melalui modul kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa, termasuk menjadikan kebencanaan sebagai salah satu materi kuliah umum.

"Apalagi Bengkulu sama seperti Aceh, termasuk daerah rawan gempa dan tsunami dan banyaknya korban jiwa saat tsunami Aceh terjadi karena ketidaktahuan masyarakat tentang apa yang harus dilakukan saat gempa besar dan tsunami terjadi," tambahnya.

Gubernur Bengkulu, Agusrin Najamudin, mengatakan bahwa program siaga bencana akan menjadi mata pelajaran wajib dalam muatan lokal di seluruh sekolah di daerah itu.

"Daerah ini rawan bencana gempa dan tsunami sehingga siaga bencana atau cara penyelamatan diri saat bencana terjadi wajib masuk dalam kurikulum atau muatan lokal," katanya.

Ia mengatakan, secepatnya mengeluarkan surat keputusan tentang siaga bencana menjadi mata pelajaran wajib dalam muatan lokal tersebut mulai tingkat TK hingga SMA.

"Saya segera keluarkan surat keputusannya dan seluruh sekolah wajib memasukkan siaga bencana dalam muatan lokal dan ada nilainya dalam rapor sehingga mereka serius," tambahnya.

Ia mengatakan, 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di pertemuan dua lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia.
(T.KR-RNI/N002/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010