Mukomuko, Bengkulu (ANTARA News) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyiapkan sedikitnya 152 pos Keluarga Berencana ditingkat desa untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Kepala Bidang Keluarga Berencana Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Mukomuko Edwin Harnaini, Senin, mengatakan, dari 152 desa dan kelurahan di daerah itu, akan dibantu satu petugas KB.

"Badan menyiapkan pos KB setiap desa supaya petugas bisa memberikan pelayanan KB kepada masyarakat dengan maksimal," ungkapnya.

Ia mengatakan, keberadaan 152 pos KB di setiap desa yang tersebar di daerah ini memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan KB, sehingga program untuk menyerap peserta KB sebanyak-banyaknya bisa tercapai.

"Setiap masyarakat yang ingin menjadi peserta KB tidak perlu lagi harus pergi ke ibukota kabupaten, karena di setiap desa telah disiapkan petugas yang membantu pemerintah dalam menjalankan program penekan angka kelahiran di daerah ini," urainya.

Menurut dia, selama ini masyarakat kesulitan menjadi peserta KB karena harus pergi ke pusat kesehatan masyarakat atau pusat kesehatan desa, tetapi dengan disiapkan pos KB masyarakat dengan mudah datang atau bila perlu minta kepada petugas untuk datang kerumahnya.

"Badan selalu mengarahkan petugas rutin mendatangi masyarakat khususnya usia muda yang sudah menikah untuk menjadi peserta KB, sehingga bisa menekan angka kelahiran dan kematian dalam usia muda akaibat melahirkan," urainya.

Menurut dia, setiap petugas KB dibekali dengan alat-alat KB seperti kondom dan alat kontrasepsi lainnya seperti IUD Kit dan Implankit.

Sementara data pasangan usia subur di daerah ini dari 29.900 pada 2009, kini meningkat menjadi 30 ribu lebih pasangan usia subur yang terdaftar.

Sasaran penyaluran kondom dan pemasangan kontrasepsi selama ini adalah desa terpencil, karena mereka minim pengetahun tentang program ini.

"Kita angkat perugas dari desa tersebut supaya hubungan komunikasi menjadi lancar, karena untuk mengajak masyarakat ikut KB harus dengan pendekatan persuasif termasuk kedekatan secara emisional," urainya.(*)
(ANT-149/M027/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010