Tokyo (ANTARA News) - Gempa susulan berkekuatan 6,3 telah mengguncang lepas pantai kepulauan Bonin di bagian selatan Jepang, Kamis, kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), sehari setelah wilayah itu diguncang oleh gempa besar.

Gempa terakhir yang mengguncang wilayah itu, menyusul gempa berkekuatan 7,4 Rabu, melanda pada pukul 7:49 waktu setempat (pukul 2149 GMT Rabu, atau Kamis pukul 4.49 WIB), 146Km di timur Chichi-shima di wilayah kepulauan Bonin yang terpencil di Jepang, pada kedalaman yang dangkal sekitar 10Km.

Tidak ada laporan segera mengenai kerusakan atau korban luka-luka.

Sejumlah warga desa di kepulauan Pasifik yang terpencil itu -- dikenal di wilayah setempat sebagai kepulauan Ogasawara -- telah berjuang untuk mencapai tempat yang lebih tinggi Rabu setelah gempa 7,4 memicu peringatan tsunami.

Gempa di dasar laut itu melanda pada pukul 2.19 waktu setempat, mengguncang orang keluar dari kamar tidurnya ketika pengeras suara meraung di kepulauan Ogasawara dan pemerintah memperingatkan risiko tsunami lokal setinggi dua meter.

Peringatan tsunami itu kemudian diturunkan dan semua peringatan dicabut lima jam setelah gempa melanda dekat kepulauan itu, sekitar 1.000Km di selatan Tokyo.

Gempa itu diikuti dengan serangkaian gempa susulan berukuran antara 5,3 dan 5,6 SR yang berlanjut hingga pagi hari.

Sekitar tiga jam setelah gempa itu, gelombang setinggi 60 centimeter telah dimonitor 700 kilometer jauhnya di Hachijo-Jima, bagian dari rangkaian pulau Izu yang merentang di selatan Tokyo, kata badan metereologi tersebut.

Gelombang setinggi 20 centimeter juga mencapai kepulauan utama di Jepang baratdaya itu, kata badan tersebut.

Rangkaian kepuluan Ogasawara, yang terdiri atas lebih dari 30 pulau sangat kecil subtropis dan tropis sekitar 240Km di utara Iwo Jima, ditempatkan di bawah kekuasaan AS setelah Perang Dunia II, dan dikembalikan ke Jepang pada 1968.

Kepulauan terpencil itu menjaga habitat biologi unik mereka dan telah dijuluki sebagai "Galapagos Asia Timur".

Ketika gempa sangat besar berkekuatan 8,8, salah satu gempa paling kuat yang tercatat, melanda lepas pantai Chile pada Februari lalu, Jepang sempat mengeluarkan peringatan tsunami utamanya dan memerintahkan lebih dari setengah juta orang untuk mengosongkan wilayah tepi laut.

Pemerintah kemudian meminta maaf setelah gelombang 120 centimeter melanda dan tidak menimbulkan korban luka-luka.

Sekitar 20 persen dari gempa bumi paling kuat di dunia melanda Jepang, yang berada di "Lingkaran Api" yang melingkungi Lautan Pasifik.

Pada 1995 gempa berkekuatan 7,2 di kota pelabuhan Kobe menewaskan 6.400 orang. Tapi standar bangunan yang tinggi, pelatihan reguler dan sistem peringatan tsunami yang canggih telah membuat korban sering sangat sedikit, demikian AFP.

(S008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010