Bogor (ANTARA News) - Ketua Presidium "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad menegaskan, program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, tetap berjalan meski militer Israel kembali menyerang wilayah tersebut.

Dalam penjelasan kepada ANTARA di Bogor, Jumat malam, ia mengatakan, berdasarkan informasi yang dilaporkan relawan insinyur MER-C yang saat ini masih bertugas di Gaza, Nur Ikhwan Abadi, Gaza kembali mengalami serangan-serangan militer Israel.

MER-C Indonesia merupakan salah satu organisasi relawan kesehatan yang aktif memberikan bantuan di bidang kesehatan atau pengobatan khususnya di daerah bencana, baik di dalam maupun luar negeri.

Sarbini mengatakan, pesawat tempur Israel dikabarkan menghantam kawasan Gaza Tengah dan menyebabkan lima warganya syahid.

Menurut Sarbini, pada Sabtu (18/12), terjadi serangan di Gaza Tengah, yang menyebabkan sekurangnya lima warga Gaza syahid.

Selain itu, kata dia, berdasarkan laporan relawannya, ada pula serangan Israel lagi ke Khan Younis dan Rafah, dan tiga orang dikabarkan luka.

"Pada Rabu (22/12) terdengar lagi suara bom, tapi kami belum tahu ada korban atau tidak. Mohon doa dari teman-teman di Jakarta," kata Nur Ikhwan Abadi, seperti dikutip Sarbini.

Menurut dia, bagi kedua relawan MER-C Indonesia yang sudah tinggal di Gaza selama hampir lima bulan terakhir, suara bom atau suara serangan roket menjadi hal yang biasa karena mau tidak mau mereka harus beradaptasi dengan kondisi di Gaza yang merupakan wilayah perang.

Ia mengatakan, serangan Israel ke Gaza Tengah Sabtu lalu disinyalir merupakan serangan terburuk terhadap Jalur Gaza setelah operasi "Cast Lead" yang diterapkan Israel pada akhir 2008 hingga awal 2009, di mana ketika serangan masih terjadi Tim MER-C memasuki wilayah tersebut untuk memberikan bantuan medis kepada para korban.

Terjadinya eskalasi serangan di wilayah Gaza dalam satu minggu terakhir, kata dia, tidak akan berpengaruh pada rencana pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.

"Walaupun beberapa hari terakhir terdengar adanya serangan-serangan yang melanda Jalur Gaza, namun hal ini tidak akan menyurutkan rencana pembangunan RS Indonesia di Gaza. Pembangunan RS Indonesia akan terus berlanjut," katanya.

Menurut dia, serangan Israel ke beberapa wilayah di Gaza juga tidak mengganggu aktivitas dua relawan MER-C di sana.

Aktivitas survei dan koordinasi terkait rencana pembangunan RS Indonesia tetap dilakukan.

"Saat ini kami sedang melakukan survai ketersediaan dan harga barang-barang material di seluruh penjual di Kota Gaza. Kami juga melakukan kunjungan dan koordinasi dengan pejabat pemerintahan dan LSM-LSM yang ada di Gaza. Hampir setiap hari kami mengunjungi tiga hingga empat tempat," kata Abdillah Onim, yang juga merupakan Ketua MER-C Cabang Gaza.

Sementara itu, rencana pembangunan RS Indonesia sekarang sudah mencapai tahap tender.

Dalam waktu dekat MER-C akan mengirimkan lagi tim relawannya ke Gaza yang terdiri atas para insinyur untuk membantu proses tender dan hal teknis lainnya yang berhubungan dengan rencana pembangunan Rumah Sakit Indonesia.

"Mudah-mudahan, pembangunan RS Indonesia bisa dimulai awal tahun depan," kata Sarbini Abdul Murad.

Misi membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009.(*)
(A035/A041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010