Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan pihaknya sudah mengirim surat ke Kementerian Perhubungan (Kemhub) terkait abu vulkanik Gunung Bromo yang dimungkinkan bisa mengganggu penerbangan.

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika, Jumat, mengatakan, meski status Gunung Bromo belum dinaikkan dari siaga ke awas, namun guyuran abu vulkanik berupa pasir mulai dirasakan sejumlah warga di Jawa Timur seperti halnya di Probolinggo, Pasuruan, Surabaya, hingga Sumenep Madura.

"Kami sudah mengirim surat ke Kemhub terkait dengan perkembangan Gunung Bromo saat ini," kata Gede Suantika.

Menurut dia, surat berupa rekomendasi yang dikirim ke Kemenhub tersebut berupa laporan otoritas penerbangan terkait meningkatnya aktivitas Gunung Bromo selama sepekan ini.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tidak membicarakan soal evakuasi penduduk mengingat abu yang dikeluarkan oleh Gunung Bromo itu tidak sebanyak yang dikeluarkan Gunung Merapi.

Bahkan, lanjut dia, kondisi letusannya membesar tapi berdasarkan pertimbangan guguran abunya masih diambang aman dan belum membahayakan warga sekitar serta material vulkanik berupa kerikil panas hanya jatuh di sekitar kawah.

"Saat ini merupakan letusan sekunder yang terjadi dan masuk dalam fase erupsi serta pertimbangannya material yang dikeluarkan hanya abu dan tidak terlalu serius atau banyak yang dikeluarkan Merapi," ujarnya.

Evakuasi, menurut Gede baru akan dilakukan jika terjadi letusan primer atau letusan yang disertai material bebatuan besar yang melampaui batas aman dan mengenai pemukiman penduduk.

"Kalau sudah terjadi itu baru akan kita naikkan statusnya dan mengevakuasi masyarakat dengan berkoordinasi dengan kepolisian," ujarnya.

Diketahui imbas dari aktivitas Gunung Bromo tersebut membuat jarak pandangan sangat terbatas khususnya di sekitar jalan raya Probolinggo-Pasuruan. Akibatnya sebagian kendaraan menyalakan lampu saat melintas meski kondisi siang hari.

Situasi ini dimanfaatkan beberapa warga dengan menjajakan masker bagi pengguna jalan. Itu terlihat di kawasan Kecamatan Tongas, Probolinggo.

Selain itu, hujan abu vulkanik hingga dua hari ini masih dirasakan sejumlah warga di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bahkan sejumlah warga di Kecamatan Kota, Kalianget, dan Kepulauan Giligenting, Sumenep, sibuk menyapu teras bagian dalam rumah yang dipenuhi debu berwarna hitam.(*)
(T.A052/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010