Jakarta  (ANTARA/AFP) - Delegasi Hamas dari Jalur Gaza menyeberangi perbatasan menuju Mesir, Jumat, untuk perundingan yang bertujuan menopang gencatan senjata dengan Israel yang mengakhiri serangan 22 hari terhadap wilayah Palestina itu, kata seorang pejabat perbatasan.

Pejabat itu mengatakan, delegasi enam anggota itu memasuki Mesir melalui lintasan penyeberangan Rafah dan sedang dalam perjalanan ke Kairo, dimana perundingan akan berlangsung Minggu dengan kepala intelijen Mesir Omar Suleiman.

Seorang jurubicara Hamas di Gaza mengatakan, delegasi itu akan mendorong pembukaan segera perbatasan wilayah yang bergantung pada bantuan itu bagi barang-barang kebutuhan pokok.

"Mereka akan mengadakan pembahasan dengan pihak berwenang Mesir dalam upaya mengakhiri blokade (Israel) dan membuka titik-titik penyeberangan, termasuk terminal Rafah," di perbatasan Mesir, kata Fawzi Barhum kepada AFP.

Delegasi Gaza itu akan bergabung dengan utusan-utusan kepemimpinan Hamas di pengasingan yang berkantor di Damaskus, kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Mesir Hossam Zaki kepada surat kabar harian milik pemerintah Al-Ahram.

Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata mereka sendiri sejak Minggu ketika Israel mengakhiri Operation Cast Lead.

Mesir berusaha mengamankan gencatan senjata yang bisa bertahan antara Israel dan Hamas serta membuka lagi lintasan-lintasan penyeberangan, yang disusul dengan perundingan rekonsiliasi Palestina.

Hamas telah mengancam memulai serangan jika Israel tidak membuka lagi lintasan-lintasan penyeberangan, sementara Israel memperingatkan bahwa mereka akan menyerang lagi jika Hamas dibiarkan mempersenjatai diri lagi.

Israel meninggalkan Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat ofensif 22 hari. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada Rabu (21/1).

Jumlah korban tewas Palestina mencapai sedikitnya 1.300, termasuk lebih dari 400 anak, dan 5.300 orang cedera di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif terhadap Hamas pada 27 Desember.

Di pihak Israel, hanya tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket.

Selama perang 22 hari itu, sekolah, rumah sakit, bangunan PBB dan ribuan rumah rusak parah terkena gempuran Israel, dan Pemerintah Palestina menyatakan bahwa jumlah kerugian prasarana saja mencapai 476 juta dolar.

Penghentian serangan Israel dilakukan setelah negara Yahudi tersebut memperoleh janji dari Washington dan Kairo untuk membantu mencegah penyelundupan senjata ke Gaza, hal utama yang dituntut Israel bagi penghentian perang.

Kekerasan Israel-Hamas meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut diblokade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Ehud Olmert yang akan mengakhiri tugas sebagai PM Israel telah memperingatkan mengenai konfrontasi yang akan segera terjadi dengan Hamas meski gencatan senjata yang ditengahi Mesir diberlakukan pada 19 Juni.  (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009