Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 2.500 lembar tiket kategori III pertandingan final kedua Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Malaysia dijarah oleh massa yang mendesak masuk ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.

Tiket tersebut dibawa oleh petugas dari panitia lokal (LOC) yang sedianya akan menjual secara langsung kepada masyarakat yang telah antri di beberapa loket yang dipersiapkan di area Gelora Bung Karno.

"Sebetulnya ada lima petugas kami yang dijarah. Tiga di antaranya bisa diselamatkan petugas keamanan. Hanya dua yang tidak terselamatkan," kata Ketua Panitia Lokal Piala AFF 2010, Joko Driyono saat dikonfirmasi.

Menurut dia, dua petugas yang gagal diamankan saat terjadinya pejarahan di dalam Gelora Bung Karno, masing-masing membawa 1.250 lebar tiket kategori III. Tiket tersebut langsung dirampas dan dibawa oleh massa yang telah berada di stadion.

Dengan kondisi itu, kata dia, pihak panitia menganggap tiket kategori yang dijarah oleh massa telah terjual seperti tiket yang dijual di loket.

"Apa boleh buat, perjarahan telah terjadi. Apalagi perjarahan dilakukan di hadapan petugas," kata Joko menambahkan.

Ia menjelaskan, penjarahan dan kericuhan pada penjualan tiket hari ini di luar perkiraan dari pihak panitia. Sebelumnya panitia berusaha menjual tiket sesuai dengan lokasi yang ditetapkan yaitu Plasa Timur, Barat, Pintu Albina dan TVRI.

Namun, di beberapa lokasi penjualan tiket yaitu Plasa Barat, Timur dan TVRI terjadi kericuhan sehingga petugas harus melakukan kajian ulang penjualan tiket. Akhirnya penjualan dipindahkan ke dalam stadion.

Pada penjualan di stadion, kata dia, pembelian kembali dibatasi. Jika pembelian di loket maksimal beli lima lembar per orang, khusus di dalam stadion dibatasi hanya satu lembar per orang.

Pembelipun langsung mendapatkan tiket asli pertandingan final kedua Piala AFF 2010 antara tuan rumah Indonesia melawan Malaysia. Untuk yang membeli dan mendapatkan voucher masih tetap berlaku pada penukaran tanggal 28 Desember nanti.

"Untuk voucher yang dijarah nantinya tidak berlaku. Kami telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendapatan yang melakukan korporasi," kata pria yang juga CEO PT Liga Indonesia itu.
(ANT/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010