ndustri baterai ini menggunakan nikel, sumber daya alam yang banyak terkandung di bumi Indonesia, sehingga pemanfaatannya juga harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyatJakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, karena hilirisasi industri baterai kendaraan listrik dinilai bakal memiliki nilai tambah berlipat ganda bagi rakyat Indonesia.
"Hilirisasi industri baterai kendaraan listrik ini patut diapresiasi, sehingga kita bisa merasakan nilai tambah yang berlipat ganda ketimbang mengekspor komoditas bahan mentah kita ke luar negeri," kata Puan Maharani dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, ia mengutarakan harapannya agar pembangunan pabrik baterai yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
Ketua DPR memaparkan, manfaat yang diharapkan antara lain seperti penyerapan tenaga kerja Indonesia seluas-luasnya hingga harga kendaraan listrik berbasis baterai yang terjangkau oleh masyarakat luas.
"Industri baterai ini menggunakan nikel, sumber daya alam yang banyak terkandung di bumi Indonesia, sehingga pemanfaatannya juga harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," jelasnya.
Puan juga berharap agar babak baru perkembangan industri kendaraan listrik di dalam negeri dapat menjadi momentum menciptakan ekonomi ramah lingkungan serta berpotensi menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas.
"Ke depannya, pemerintah harus ambil andil untuk mendorong pembangunan infrastruktur pendukung bagi industri kendaraan listrik, sekaligus menarik minat masyarakat untuk beralih ke alat transportasi yang lebih ramah lingkungan," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan paling lambat Mei 2022 Indonesia sudah memproduksi mobil listrik.
Bahlil menjelaskan produksi mobil listrik itu merupakan investasi Hyundai senilai 1,55 miliar dolar AS (setara Rp21 triliun) yang ditandatangani pada November 2019. Meski pandemi COVID-19 melanda sejak 2020, namun perusahaan asal Korea Selatan itu mampu untuk tetap merealisasikan investasi mereka.
Selain membangun pabrik mobil listrik, Hyundai juga membentuk konsorsium yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution untuk bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang, Jawa Barat, dengan total nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS.
Fasilitas sel baterai yang dimulai pembangunannya Rabu ini rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 Giga watt Hour (GwH), yang nantinya akan menyuplai kendaraan listrik produksi Hyundai.
Bahlil mengemukakan pembangunan pabrik sel baterai dengan kapasitas produksi 10 GwH itu merupakan bagian dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai 9,8 miliar dolar AS (setara Rp142 triliun) yang telah diteken dengan Korea Selatan.
Baca juga: Presiden Jokowi ingin RI keluar dari jebakan pengekspor bahan mentah
Baca juga: Hyundai-LG investasikan 1,1 miliar dolar bangun pabrik sel baterai EV
Baca juga: Kadin optimis RI jadi produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021