Cilacap (ANTARA News) - Bencana banjir yang terjadi sejak Selasa (28/12) malam hingga Kamis masih menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lakhar BPBD) Kabupaten Cilacap, Dangir Mulyadi, mengatakan bahwa hingga hari ini banjir masih menggenangi Dusun Rejamulya di Desa Mulyasari, Dusun Bojongmeros Desa Pahonjean, serta sebagian Desa Padangsari dan Mulyadadi.

"Kami baru saja meninjau lokasi. Air sudah mulai surut dan yang tergenang hanyalah halaman rumah penduduk, jalan desa, serta persawahan yang baru ditanami padi seluas 300 hektare," katanya.

Menurut dia, ketinggian genangan air di wilayah tersebut saat ini berkisar antara 20-40 centimeter.

Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya tetap menyiagakan satu unit perahu karet sebagai antisipasi kemungkinan air kembali tinggi karena hujan masih mengguyur wilayah tersebut.

Banjir tidak sampai membuat warga mengungsi.

Disinggung mengenai penyebab banjir di Kecamatan Majenang, Dangir mengatakan, karena adanya tanggul jebol di Sungai Selokan Satu dan Cikawung Kanan yang merupakan anak Sungai Cikawung.

"Tanggul Sungai Selokan Satu jebol pada bulan Maret 2010 tetapi hingga kini belum diperbaiki oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy," katanya.

Dia mengakui, BBWS Citanduy terkendala dalam perbaikan tanggul tersebut karena berlokasi di lahan milik PT Perkebunan Nusantara IX.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah bebeberapa kali mengajukan surat rekomendasi pembebasan lahan kepada PT Perkebunan Nusantara IX.

Akan tetapi, kata dia, hingga saat ini surat tersebut belum terealisasi.

Sebelumnya Kepala BBWS Citanduy Agus Raharjo mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum bisa memperbaiki tanggul Sungai Selokan Satu lantaran persoalan lahan belum terselesaikan.

"Informasi yang kami terima, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah mengirimkan surat kepada pemilik lahan tetapi hingga saat ini belum ada jawabanya. Bagi kami, perbaikan dapat segera dilaksanakan jika lahan telah tersedia," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010