Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Irgan Chairul Mahfiz meminta Partai Demokrat untuk tidak mengeluarkan ancaman dengan mengusulkan reshuffle terhadap wakil PPP dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam kabinet.

Hal itu ditegaskan Irgan di Jakarta Kamis, terkait pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat Muhammad Jafar Hafsah yang akan mengusulkan agar PPP dan PKS di-reshuffle dari kabinet karena ingin membentuk poros tengah di Sekretariat Gabungan.

"Masalah yang ada di Sekretariat Gabungan harus diselesaikan, dikomunikasikan dengan baik. Bukan saling salah menyalahkan, bukan ancam-mengancam. Gak usah ancam-ancamanlah," kata Irgan.

Ia juga mempertanyakan sikap Partai Demokrat yang mengancam partainya dan PKS dengan mengusulkan reshuffle.

"Apakah ancaman Partai Demokrat itu sudah diketahui oleh Ketua Dewan Pembinanya (Susilo Bambang Yudhoyono)? Ataukah hanya sekedar pendapat pribadi saja. Kita mempertanyakan Partai Demokrat yang menyikapi masalah Setgab secara berlebihan," kata Irgan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu juga mengakui, PPP yang sejak awal mendukung pemerintahan Yudhoyono-Boediono merasa dipinggirkan dan bahkan ditinggalkan oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Ia juga merasakan bagaimana dominasi kedua partai besar tersebut di Setgab.

"PPP merasa ditinggalkan di Setgab. Itu kurang baik dan tak elok sebab PPP dari awal mendukung pemerintah Yudhoyono-Boediono. Sementara Golkar hanya masuk ditengah jalan," kata Irgan.

Di Setgab, lanjut dia, setiap masalah yang ada, harus diselesaikan dengan cara-cara yang lebih efektif dan komunikasi yang intensif.

"Kalau memang nanti antarpartai politik yang ada di Setgab, ada yang sama dan ada yang tidak sama, itu persoalan lain. Jadi tidak usah mengancam segala," kata Irgan.

Meskipun PPP merasa ditinggalkan di Setgab, PPP tetap akan konsisten mendukung pasangan Yudhoyono-Boediono hinggga 2014 mendatang.

"PPP tak ada niat untuk keluar atau meninggalkan Setgab. PPP tetap akan mengawal pemerintahan ini," ujar Irgan.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, pihaknya tidak berniat untuk mengusir PPP dari Sekretariat Gabungan maupun dari Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Kita kan `nggak` pernah mengusir, juga tidak pernah melarang. Evaluasi terhadap Setgab, sesuatu yang biasa tetapi yang namanya evaluasi, otokritik, yang kita lakukan itu kita maksudkan untuk memperbaiki, bukan untuk diumbar di publik," kata Saan.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat Muhammad Jafar Hafsah mengatakan, bila PPP dan PKS ingin membentuk poros tengah di Setgab, maka secara otomatis keluar dari Setgab dan juga dari Kabinet Indonesia Bersatu II.

(ANT-134/D011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010