Washington (ANTARA News/AFP/Xinhua-OANA) - Hasil jajak pendapat yang disiarkan Kamis menyatakan bahwa lebih dari enam dalam sepuluh orang Amerika menentang perang Amerika Serikat di Afghanistan, dan kini banyak yang percaya keadaan di sana makin memburuk.

Jajak pendapat baru yang dilakukan CNN/Opinion Research Corporation menyatakan 63 persen orang yang ditanyai dalam jajak pendapat itu mengatakan, mereka menentang perang.

Hal ini juga menunjukkan 56 persen masyarakat percaya akan hal-hal buruk bagi Amerika Serikat di Afghanistan.

Angka-angka ini bertolak belakang dengan hasil survei serupa pada Maret, ketika mayoritas berpikir bahwa perang sudah berjalan dengan baik.

Tetapi pada September, jumlah orang yang mengatakan bahwa segalanya berjalan lancar bagi AS di Afghanistan telah turun menjadi 44 persen, dan oposisi terhadap perang telah meningkat menjadi 58 persen. Dan pesimisme pun terus meningkat mengenai situasi di Afghanistan.

Survei ini menunjukkan partisan terpecah, dengan tiga-perempat Demokrat dan lebih dari enam dalam sepuluh pemilih independen menentang perang, dan Republik mendukungnya dengan selisih 52-44 persen.

Satu minoritas Demokrat dan independen mengatakan perang berlangsung dengan baik, namun mayoritas Partai Republik mengatakan segala sesuatunya berjalan dengan baik bagi negara.

Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengerahan 30.000 tentara tambahan ke Afghanistan sekitar setahun yang lalu.

Dalam menyiarkan tinjauan pemerintah tentang strategi perangnya bulan ini, Obama mengatakan perang "terus menjadi upaya yang sangat sulit, ... prestasi yang dibuat ada" meskipun rapuh dan mudah berubah."

Obama mengatakan, dia berkomitmen untuk penarikan awal pasukan AS pada Juli 2011, namun dengan catatan untuk meraih keuntungan dapat dipertahankan dari waktu ke waktu, "ada kebutuhan mendesak untuk kemajuan politik dan ekonomi di Afghanistan."

Sementara itu AFP mewartawan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Janet Napolitano, tiba di Afghanistan pada Jumat dini hari untuk mengadakan perundingan dengan pemerintah negara tersebut dan liburan Tahun Baru 2011 bersama pasukan Amerika, kata pernyataan kantornya.

Sebuah pernyataan Washington mengatakan, Napolitano tiba di Kabul dengan para pejabat keamanan perbatasan dan bea cukai AS untuk membantu memberikan bantuan sipil bagi pemerintah setempat.

Selama di Afghanistan Napolitano akan bertemu dengan pejabat tinggi dari AS dan Afghanistan dalam bidang keamanan perbatasan.

"Dalam beberapa tahun, Departemen Keamanan Dalam Negeri telah mengoperasikan personil untuk membantu meningkatkan keamanan di Afghanistan," kata Napolitano dalam pernyataannya.(*)

(Uu.H-AK/H-RN/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010