Magelang (ANTARA News) - Sebanyak tiga makam Tionghoa di pinggir Sungai Putih Dusun Gambiran, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang hanyut diterjang banjir lahar dingin Merapi.

Berdasarkan pantauan di Magelang, Senin, selain tiga makam hanyut, kini belasan makam lain juga terancam longsor jika terjadi banjir lahar dingin susulan karena posisinya sudah berada di bibir sungai.

Juru kunci Makam Tionghoa Gambiran, Mitro Utomo mengatakan, pada banjir lahar Sabtu (1/1) malam ada tiga makam yang hanyut, satu jasad atas nama Maryati ditemukan di Dusun Nabin, sedangkan dua lainnya hilang.

"Selain tiga makam yang telah hanyut tersebut, masih ada sedikitnya 15 makam lain yang juga terancam longsor," katanya.

Ia mengatakan, delapan dari 15 makam itu akan dibongkar pihak keluarga untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman. "Mereka adalah makam keluarga Khouw Swie Thay," katanya.

Selain delapan makam tersebut, katanya, ada lima makam lain yang telah diamankan oleh pihak keluarga dengan cara dikremasi. Mereka adalah makam almarhum Tan Ping An dan empat anggota keluarganya.

Menurut dia, semula jarak makam dari bibir Sungai Putih sebelum erupsi Merapi sekitar 10 meter, namun kini tidak ada jarak antara makam dengan bibir sungai.

Keponakan almarhumah Maryati, Wiyanto mengakui bahwa jasad yang hanyut tersebut saudaranya yang meninggal pada akhir Juni 2010.

"Sebenarnya, masih ada dua jasad dari keluarga kami yang ikut hanyut saat banjir lahar kemarin, namun jasad keduanya hingga saat ini belum ditemukan," katanya.

Ia mengatakan, ketiga jasad tersebut rencananya akan dikremasi bersama dua jasad saudaranya yang lain di Pemakaman Tionghoa Gremeng, Jumoyo pada Rabu (5/1).
(ANT/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011