Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Hukum dan HAM telah berhasil menemukan paspor atas nama Soni Laksono yang berpenampilan seperti mantan pegawai Ditjen Pajak, Gayus HP Tambunan ketika "tertangkap kamera" saat menyaksikan pertandingan tenis di Bali.

"Di nama Soni Laksono disampingnya ada foto orang pakai wig yang mirip dengan Gayus," kata Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar saat ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Patrialis menjelaskan, paspor atas nama Soni Laksono itu diduga paspor hasil modifikasi.

Menurut dia, paspor itu awalnya dibuat untuk seorang anak bernama Margareta. Namun, pembuatan paspor itu tidak dilanjutkan.

"Tapi nomornya sudah ada, yang rencananya untuk Margareta karena formulirnya sudah diisi," katanya.

Patrialis mengatakan, pembuatan paspor itu akhirnya dilanjutkan atas nama Soni Laksono. Paspor tersebut tergolong paspor asli dan dilengkapi dengan foto.

"Paspor asli yang dimodifikasi menjadi nama Soni Laksono dengan foto mirip Gayus," kata Partialis.

Menurut dia, paspor itu digunakan oleh Soni Laksono ketika pergi ke Makau pada 24 September 2010 dengan menggunakan maskapai penerbangan Mandala.

Direktorat Jenderal Imigrasi mencatat, paspor itu digunakan lagi ketika Soni kembali ke tanah air pada 26 September 2010.

Soni kembali menggunakan paspor tersebut ketika pergi ke Kuala Lumpur pada 30 September.

"Ini memang luar biasa. Fotonya mirip dengan yang ketemu di Bali itu," kata Patrialis.

Patrialis mengaku sudah memerintahkan bawahannya untuk menelusuri proses pembuatan paspor atas nama Soni Laksono yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Jakarta Timur itu.

Dia menjelaskan, tim juga sedang menelusuri dugaan keterlibatan petugas imigrasi dalam proses pengalihan identitas paspor dari Margareta ke Soni Laksono.

Patrialis menegaskan, pengalihan identitas tersebut termasuk tindakan di luar kelaziman.

"Kalau modifikasinya seperti itu sudah di luar ketentuan, artinya paspor itu untuk si A, kenapa si B. Kemudian si B ini kenapa mirip seperti foto yang di Bali," katanya.(*)
(T.F008/A033/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011