Yogyakarta (ANTARA News) - Banjir lahar dingin material vulkanik Merapi masih berpotensi besar mengancam masyarakat khususnya di sepanjang Sungai Putih, Magelang, Jawa Tengah, pascaluapan banjir yang terjadi Senin (3/1) malam.

"Hal itu didasarkan atas curah hujan di puncak Merapi dan kondisi dam sungai-sungai di sepanjang aliran gunung tersebut yang telah tertutup material vulkanik," kata vulkanolog dari Fakultas Geologi UGM Bambang Widjaja Hariadi di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, menumpuknya material vulkanik Merapi tersebut disebabkan jalur beberapa sungai di bawah gunung tersebut seperti Sungai Blongkeng, Batang, dan Lamat dibendung dan dijadikan satu menuju dam Sungai Putih.

Akibatnya, ketika hujan deras terjadi, luapan lahar dingin Merapi hanya melalui Sungai Putih sehingga tidak mampu menampungnya secara optimal.

"Dengan kondisi itu, potensi banjir lahar dingin Merapi yang membawa material lebih besar masih mengancam warga khususnya di sepanjang Sungai Putih," katanya.

Ia mengatakan, proses pengerukan material vulkanik Merapi di sekitar dam Sungai Putih bagian hulu cukup riskan. Hasil pengerukan material terutama pasir hanya diletakkan dekat dengan alur sungai sehingga ketika hujan deras akan terkikis dan terbawa oleh air.

Akibatnya, menurut dia, hasil pengerukan itu akan memperbesar jumlah material vulkanik yang terbawa aliran air sungai.

"Jika hujan deras terjadi justru akan terkikis lagi sehingga menambah besar jumlah material yang akan terbawa air," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengurangi dampak lebih besar dari luapan banjir lahar dingin Merapi dalam waktu dekat bisa dilakukan beberapa antisipasi, diantaranya membuka kembali beberapa dam sungai yang ditutup seperti Sungai Blongkeng, Lamat, dan Batang.

Dengan demikian, menurut dia, beberapa aliran sungai tersebut tidak lagi menjadi satu di hulu Sungai Putih saja.

"Selain itu, optimalisasi sistem peringatan dini juga perlu dibenahi agar lebih baik, warga perlu direlokasi sementara ketika banjir lahar dingin akan terjadi, dan pembagian pamflet bahaya banjir lahar dingin perlu terus dilakukan," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011