Jakarta  (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, mengharapkan bahwa dua instruksi presiden (inpres) untuk menjamin ketahanan pangan karena faktor perubahan cuaca yang semakin ekstrem dapat segera selesai pada akhir Januari 2011.

"Kita harapkan Januari memang kita targetkan pada minggu ke 3 hingga 4 sudah harus selesai schedule-nya sudah begitu. Kita harus melakukan pembahasan keseluruhan menteri, besok, itu kita bahas sekali lagi," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis.

Hatta menjelaskan, inpres tersebut salah satunya untuk memberikan fleksibilitas kepada Menteri Pertanian guna merespon perubahan iklim yang ekstrem sehingga menyebabkan perubahan musim tanam, serangan hama atau kerusakan lahan pertanian akibat faktor cuaca.

"Itu tentu harus ada fleksibilitas bagi menteri pertanian nanti untuk melakukan langkah-langkah darurat, harus ada respon itu," ujar Hatta.

Sementara inpres yang lainnya, akan memberikan flesksibilitas kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyuplai dan membeli beras petani yang tidak hanya berlaku pada beras dengan kualitas tertentu.

Menurut dia, apabila kedua Inpres tersebut telah terealisasi, pemerintah akan kembali merumuskan Inpres mengenai antisipasi terhadap iklim ekstrim.

"Ini memang luar biasa, prediksi dari BMKG juga akan basah terus, ya kita harus antisipasi. Harus ada policy respon tidak boleh kita tidak melakukan upaya-upaya maksimal," ujar Hatta.

Pemerintah sendiri telah menyiapkan dana kontigensi sebesar Rp3 triliun untuk stabilisasi pangan sebagai antisipasi menghadapi serangan hama atau cuaca ekstrem.

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, menambahkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga komoditas seperti beras adalah melakukan operasi pasar dan menjaga cadangan stok melalui Bulog.

"Bulog sudah melakukan impor untuk mengsisi kekurangan karena ini bukan musim panen, dan Bulog diberikan fleksibilitas yang maksimal untuk pengadaan dari dalam negeri, maupun luar negeri dan yang ketiga pemberian raskin, raskin ke 13 sudah diluncurkan pada Desember," ujarnya.

Menurut dia, pemberian raskin kepada masyarakat juga akan dilakukan sebanyak dua kali pada Februari dan akan diberlakukan pada komoditas selain beras untuk menjaga kestabilan harga.

"Sekarang tiga bulan pertama akan kita tingkatkan, misalnya dua bulan raskin pada Februari, antara lain itu akan dilakukan untuk komoditi lain. Poisisinya adalah kita tetap sama menjaga kestabilan harga," ujar Mari.

Untuk harga cabe merah yang semakin meningkat di berbagai daerah, ia mengatakan, pemerintah sulit untuk mengantisipasi hal tersebut karena faktor gangguan hama dan cuaca ekstrem.

Ia menjelaskan, Kementerian Perdagangan berusaha mengamankan distribusi cabe agar tidak terganggu agar konsumsi dan daya beli masyarakat tetap terjaga.

"Untuk cabe, susah, tidak banyak yang bisa kita lakukan karena ini masalah kerusakan yang terjadi terhadap produksinya yang disebabkan hama dan cuaca. Jadi kalau dari perdagangan yang bisa kita fokuskan supaya tidak ada gangguan dari distribusi," ujarnya.
(T.S034/B012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011