Khartoum (ANTARA News/Reuters) - Para warga Arab yang bersenjata membunuh setidaknya seorang dalam serangkaian bentrokan di daerah Abyei, Sudan, yang memicu ketegangan pada awal referendum kemerdekaan di Sudan selatan, kata para pejabat, Ahad.

Satu kelompok kecil suku Misseriya yang sedang bepergian dengan sepeda-sepeda motor melancarkan dua serangan ke pos-pos polisi di daerah yang menghasilkan minyak itu Jumat dan Sabtu, kata satu sumber PBB yang tidak dapat mengkonfirmasikan kematian itu.

Pejabat senior Misseriya Mohamed Omer al Ansary mengatakan ada satu bentrokan, yang menyebabkan sejumlah orang tewas -- tetapi menegaskan para anggotanya diserang terlebih dulu oleh tentara Sudan selatan.

Para pengamat mengatakan Abyei adalah salah satu dari tempat-tempat paling mungkin terjadi kembali aksi kekerasan dalam lebih dari lima tahun setelah perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang saudara puluhan tahun antara wilayah utara dan selatan.

Sudan utara maupun Sudan selatan sama-sama mengklaim Abyei, satu daerah subur di perbatasan mereka yang digunakan bersama dengan suku Dinka Ngok yang bergabung dengan daerah selatan, dan suku Misseriya Arab bergabung dengan utara.

Status daerah itu tidak diputuskan dalam perjanjian perdamaian tahun 2005 yang mengakhiri perang saudara dan menetapkan referendum apakah wilayah selatan Sudan harus memisahkan diri-- satu pemungutan suara yang dimulai Ahad.

Abyei juga berjanji akan melakukan referendum sendiri apakah daerah itu bergabung dengan utara atau selatan pada 9 Januari.

Tetapi persiapan-persiapan bagi pemungutan suara itu tetap terbengkalai setelah para pemimpin suku-suku Dinka dan Misseriya gagal mencapai kesepakatan mengenai siapa yang memiliki hak pilih dan di mana letak perbatasan Abyei.

Para pemimpin Sudan utara dan Sudan selatan mengatakan mereka kini sedang berusaha merundingkan satu penyelesaian tetapi tidak ada tanda-tanda kompromi dari kedua pihak.

Kepala daerah Abyei Deng Arop Kuol, seorang suku Dinka mengemukakan kepada Reuters, suku Misseriya melancarkan dua serangan terhadap penduduk sipil dekat desa Miokol, 18 km utara kota Abyei menewaskan setidaknya seorang pada Jumat dan sejumlah lainnya pada Sabtu.

"Penduduk sipil diserang oleh para anggota suku Misseriya. Kami masih menunggu laporan yang terinci," katanya.

Kuol mengatakan pihak Misseriya mendapat laporan-laporan palsu bahwa Dinka sedang berencana menyelenggarakan referendum mereka Ahad dan berusaha untuk mengintimidasi para pemilih.

Pejabat Misseriya Mohamed Omer al Ansary mengatakan tentara Dinka menyerang kelompoknya Sabtu petang untuk mencegah mereka membawa ternak mereka ke padang rumput dan Missriya membalas serangan itu.

"Enam warga Missriya cedera dan banyak (tentara) tewas. Kami tidak memulai perang tetapi kami membela diri," katanya kepada Reuters. Abyei dijaga oleh pasukan gabungan tentara utara dan selatan.

Satu sumber PBB, yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan, mengatakan para pejabat mengkonfirmasikan serangan-serangan terhadap dua kesatuan polisi di Todach dan Shejei oleh satu kelompok bergerak terdiri sekitar 10 warga Misseriya.(*)
(Uu.H-RN/M016/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011