Juba, Sudan Selatan (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia memuji hangatnya rakyat Sudan Selatan menggunakan hak suara dalam referendum Sudan Selatan, yang diawali Ahad (9/1).

"Referendum ini berlangsung begitu hangat. Kita memuji antusiasme rakyat Sudan, paling tidak pada hari pertama referendum ini," kata Duta Besar RI untuk Sudan, Dr. Sujatmiko kepada ANTARA di Juba, Ahad petang.

Dubes tim pengamat mewakili pemerintah Indonesia untuk menjadi pengamat jalannya referendum yang akan berlangsung selama sepekan hingga 15 Januari 2011.

Dubes Sujatmiko mencatat, ada tiga hal mengapa rakyat Sudan Selatan begitu antusias menggunakan hak pilih mereka.

Pertama, kesiapan Komisi Refendum Sudan Selatan yang sangat baik sehingga menepis keraguan banyak kalangan mengenai keberlangsung referendum tersebut.

Kedua, pernyataan-pernyataan menyejukkan dari para pemimpin Sudan baik dari Presiden Omar Al-Bashir maupun pemimpin Sudan Selatan.

"Pernyataan-pernyataan para pemimpin Sudan belakangan ini sangat menyejukkan sehingga membuat situasi dan kondisi menjadi kondusif saat referendum," katanya.

Ia mencontohkan, penyataan Presiden Bashir bahwa pemerintah Sudan akan menerima apa pun hasil referendum merupakan pesan sangat penting yang dipuji banyak kalangan.

Bahkan Sekretaris Sekjen PBB Ban Ki-moon pun memuji pernyataan menyejukkan Kepala Negara Sudan itu.

Pernyataan Presiden Bashir itu disambut hangat oleh pemimpin Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit.

"Kami pun siap menerima hasil referendum yang ditentukan rakyat," kata Kiir, mantan pemimpin gerilyawan Sudan Selatan tersebut menanggapi pernyataan Bashir saat berkunjung ke Juba menjelang referendum tersebut.

Ketiga, komintmen masyarakat Sudan Selatan untuk tidak lagi kembali ke konflik berdarah dalam perang saudara dua dekade sejak 1983.

Pernyataan serupa diutarakan Kepala Fungsi Politik KBRI Khartoum. "Meskipun persiapan referendum ini tergolong singat, tapi cukup baik pelaksanaannya," katanya.

Dubes Sujatmiko bersama tim pengamat Indonesia, antara lain Kepala Fungsi Politik KBRI Sudan, Mulyadi dan staf KBRI Sudan Suaib Tahir.

Selain di Juba -- kota yang menjadi pusat dilalangsungkanya referendum -- tim pengamat Indonesia juga memantau pelaksanaan referendum bagi warga Sudan Selatan di ibu kota Khartoum.(*)

(T.M043/B/S006/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011