Jakarta (ANTARA News) - Kontak pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik pada tahun ini naik menjadi sekitar 4.366 miliar British Thermal Unit per hari (BBTUD), sementara tahun lalu 4.343 BBUD.

"Kontrak pasokan gas ke domestik tahun 2011 mencapai 56,78 persen dari total kontrak dan sisanya 3.322 BBTUD atau 43,22 persen diperuntukkan ekspor," kata Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi atau BP Migas, Elan Biantoro, di Jakarta, Senin.

Sedangkan tahun lalu, realisasi pasokan gas domestik 4.342,71 BBTUD atau sekitar 50,18 persen dan ekspor 4.311,58 BBTUD atau 49,82 persen.

Elan mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan listrik, realisasi pasokan gas 2010 mencapai sebesar 854,88 BBTUD dan 2011 meningkat menjadi 1.510,6 BBTUD.

"Peningkatan pasokan gas ini berasal dari Lapangan Wortel (Santos), Sungai Kenawang (JOB Pertamina Talisman Jambi Merang), Kampung Baru (Energy Equity Sengkang), PetroChina Jabung, dan `ramping up` Singa (Medco EP)," ujarnya.

Demikian pula, lanjutnya, kontrak pasokan gas untuk industri juga naik. Pada 2010, realisasi pasokan ke industri baik melalui penjualan gas kepada PT PGN Tbk maupun langsung ke industri mencapai 1.203,18 BBTUD.

"Kontrak tahun 2011, meningkat menjadi 1.690,43 BBTUD," tambahnya.

Menurut dia, peningkatan pasokan gas ke industri akan berasal dari Kalila Bentu dan JOB Pertamina PetroChina East Java.

Elan juga mengatakan, kebutuhan gas domestik, khususnya pabrik pupuk, listrik, serta industri tetap mendapat prioritas utama.

Namun, ia mengingatkan, kendala pemenuhan pasokan gas domestik adalah industri masih kesulitan menerima harga gas diatas lima dolar AS per mile mile british thermal unit (MMBTU).

Padahal, lanjutnya, pengembangan lapangan memerlukan harga gas yang lebih tinggi untuk menutup keekonomiannya, khususnya di area sulit seperti lepas pantai dan laut dalam yang membutuhkan investasi besar.

"Bahkan, masih memerlukan insentif pemerintah agar memenuhi keekonomiannya," katanya.

Selain juga keterbatasan infrastruktur masih menjadi salah satu kendala.

BP Migas, katanya, mengharapkan pembangunan unit penampungan regasifikasi terapung atau floating storage regasification unit (FSRU) yang akan dibangun di Teluk Jakarta selesai tepat waktu pada kuartal keempat 2011.

"Beroperasinya FSRU akan memudahkan distribusi gas dari area yang defisit ke daerah surplus gas," kata Elan.

Sebelumnya, kalangan industri yang tergabung dalam Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mengeluhkan kekurangan pasokan gas 2010, sehingga tidak optimal memanfaatkan kapasitas produksi.

Pada 2011, catatan FIPGB, industri akan membutuhkan pasokan gas 2.767,32 juta kaki kubik per hari (MMSCFD setara BBTUD) yang terdiri dari manufaktur 1.520,74 MMSCFD serta pupuk dan petrokimia 1.246,58 MMSCFD.

(K007/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011