Magelang (ANTARA News) - Jembatan darurat berkerangka bailey di Dusun Srowol, Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, runtuh setelah dinding Sungai Pabelan tergerus banjir lahar dingin sisa letusan Gunung Merapi pada Minggu (9/1) malam.

Berdasarkan pantauan di Magelang, Senin, kerangka bailey turun beberapa meter dari tempatnya semula akibat dinding sungai tergerus.

Runtuhnya jembatan darurat tersebut mengakibatkan lalu lintas dari Magelang menuju Kulonprogo atau Muntilan ke Kota Mungkid atau Borobudur terputus lagi. Jembatan bailey mulai difungsikan maksimal awal Januari ini.

Warga Srowol, Badrun, mengatakan, banjir besar pada Minggu kemarin terjadi usai Maghrib. Permukaan air sungai naik sekitar enam meter atau kira-kira dua meter di bawah permukaan jembatan. Air bercampur pasir dan batu menggempur dinding sungai sebelah timur.

Sebelum jembatan ambruk, sebuah rumah yang bersebelahan dengan sungai juga runtuh ke dasar sungai dan terbawa banjir lahar.

Menurut dia, runtuhnya jembatan bailey karena terjangan material vulkanik di dinding sungai sebelah timur, tepat di bawah jembatan secara bertubi-tubi, akibatnya tanah tergerus dan bagian atasnya ambrol.

"Saat ujung timur kerangka bailey ambles, ujung barat naik. Panjang jembatan 60 meter sehingga waktu terungkit naik, cukup tinggi," katanya.

"Ujung jembatan sampai mengait kabel listrik dan telepon. Saat ujung timur melorot ke dasar sungai, kabel-kabel tadi tertarik sehingga putus dan tiga tiang listrik roboh," katanya.

Kabid Bina Marga, DPU, dan ESDM Kabupaten Magelang, Heriyanto, mengemukakan bahwa konstruksi jembatan bailey sudah dipasang kuat, tetapi bencana alam membuatnya runtuh.

Menurut dia, akan dipasang ulang kerangka jembatan bailey dengan bentangan lebih panjang karena lebar sungai bertambah sekitar 10 meter setelah tergerus banjir lahar dingin.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011