Muara Teweh (ANTARA News) - Pencarian dua korban perahu motor cepat (speedboat) "Mujain Abdillah" yang tenggelam di pedalaman Sungai Barito, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Senin (3/1) oleh Tim Badan SAR Nasional dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan hingga Selasa belum ditemukan.

"Hingga Selasa (11/1) sore korban dan bangkai speedboat yang tenggelam masih belum ditemukan dan merupakan hari terakhir Tim SAR melakukan pencarian," kata salah seorang anggota Badan SAR Nasional (Basarnas), Hendro ketika dihubungi di Desa Paring Lahung, Kecamatan Montallat, Barito Utara.

Dua orang korban penumpang yang hilang saat perahu motor cepat jurusan Muara Teweh-Buntok terbalik pada Senin (3/1) sekitar pukul 12.30 WIB yakni Adi (30) karyawan perusahaan tambang batu bara di kawasan Desa Paring Lahung Kecamatan Montallat, Barito Utara dan seorang anak perempuan Ila (8) warga Desa Pendang Kecamatan Dusun Utara,Kebupaten Barito Selatan.

Menurut Hendro, untuk mengenang korban yang masih belum berhasil ditemukan pada hari kesembilan ini pihak keluarga dan perusahaan telah melakukan tabur bunga dan doa bersama di tempat kejadian musibah.

"Jadi acara tabur bunga dan doa bersama ini juga sekaligus melepas kami dalam menghentikan pencarian untuk kembali ke Banjarmasin," katanya.

Hendro menjelaskan, meski korban sejak terjadi musibah hingga kini tidak ditemukan, namun belum dinyatakan hilang, karena upaya pencarian tetap dilakukan oleh tim pencari dan pertolongan (SAR) dari pihak perusahaan dibantu Dinas Perhubungan setempat.

Tim Basarnas, katanya, hanya melakukan pemantauan perkembangan pencarian yang dilakukan pihak perusahaan dan apabila ada tanda-tanda pasti keberadaan korban maka pencarian akan dilanjutkan kembali.

"Kami tetap berharap korban maupun bangkai perahu motor cepat ditemukan secepatnya oleh tim yang lain," jelasnya.

Dia mengatakan, pencarian hari terakhir ini dilakukan dengan penyisiran menggunakan kapal kecil TKM hingga 500 meter di wilayah Desa Buntok Baru Kecamatan Teweh Tengah.

Pihaknya masih punya keyakinan bangkai perahu motor cepat yang tenggelam di kawasan tersebut, karena kondisi badan perahu motor yang terbuat dari bahan fiber itu masih dilengkapi mesin sehingga tidak jauh dibawa arus Sungai Barito.

"Kita masih berharap pencarian dua korban segera ditemukan, siapa tahu keduanya ikut tenggelam bersama perahu motor cepat itu," kata Hendro.

Dia mengakui, dalam pencarian korban terhadap korban tersebut mengalami kendala dengan kondisi alam pedalaman Sungai Barito ini diantaranya arus sungai sangat deras dan lebar sungai cukup luas.

Di samping itu debit sungai saat ini naik ditambah airnya sangat keruh sehingga menganggu jarak pandang saat dilakukan penyelaman oleh Tim SAR.

"Kami hanya mampu menyelam sekitar delapan meter dari 12 meter kedalaman Sungai Barito di kawasan tersebut,kemungkinan pencarian lebih efektif kalau air sungai surut, namun sulit diprediksi kapan surutnya," katanya.

Sebelumnya pada Minggu (9/1) Tim SAR melakukan penyelaman di lokasi yang diperkirakan ada bangkai perahu motor cepat sekitar satu kilometer dari TKM atau pada titik koordinat 01.08 217 Lintang Selatan - 114.53.548 Bujur Timur, namun tidak membuahkan hasil.

Kejadian terbaliknya perahu motor cepat itu berawal saat speedboat "Wahyu Samudra Biru" yang dikemudikan Abdul Latif berangkat dari Muara Teweh tujuan Buntok pada pagi hari mengangkut 20 orang penumpang, di tengah perjalanan hidrolik mesin pendorong tidak berfungsi.

Ketika itu penumpang sempat terlantar sekitar setengah jam karena perahu motor cepat mengalami mogok, kemudian pengelola perahu motor cepat meminta kapal baru sebagai pengganti perahu motor cepat yang tidak bisa berlayar, untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah itu perahu motor cepat pengganti "Mujain Abdillah" tiba di lokasi kejadian, namun naas menimpa perahu motor cepat kedua ini.

Baru sekitar lima menit mengangkut penumpang, tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya perahu motor cepat berbadan panjang itu terbalik hingga mengakibatkan puluhan penumpang di dalamnya kalang kabut dan terlempar ke air.

Ketika itu seluruh penumpang berupaya menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian Sungai Barito, namun dua orang tidak ditemukan sedangkan 18 penumpang lainnya berhasil selamat. (K009/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011