Washington (ANTARA News/AFP) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Hari pada Rabu untuk membahas antara lain tuduhan pengadilan dukungan PBB mengenai pembunuhan ayahnya, mantan perdana menteri Rafiq Hariri.

Perundingan akan berlangsung di tengah kekhawatiran AS terhadap krisis politik yang dipicu oleh dakwaan PBB tersebut, dan tekanan yang dirasakan oleh kelompok garis keras Hizbullah pada pengingkaran atas temuan kasus Hariri itu.

"Besok, Presiden Obama akan bertemu dengan Perdana Menteri Saad Hariri dari Lebanon untuk membahas dukungan AS terhadap kedaulatan, kemerdekaan kedaulatan dan stabilitas Lebanon," kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs dalam sebuah pernyataan.

Pembicaraan juga akan fokus pada "pekerjaan yang sedang berlangsung dari Pengadilan Khusus untuk Lebanon (STL), dan isu-isu regional lainnya, "katanya.

"Lebanon adalah mitra penting dalam upaya AS untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan keadilan di Timur Tengah."

Pada Senin, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan keprihatinannya atas upaya untuk "mengacaukan" Lebanon berkaitan dengan penyelidikan pembunuhan tahun 2005 terhadap Rafiq Hariri itu.

"Saya sangat khawatir mengenai usaha untuk mengguncang Lebanon," kata Ny.Clinton di Abu Dhabi ketika ditanya oleh pewawancara televisi tentang krisis politik di Lebanon dan kekhawatiran terjadinya perang.

"Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan bahwa peringatan mereka tidak akurat," kata Ny.Clinton, ketika diminta komentarnya mengenai peringatan dari suatu daerah konflik.

"Ini sangat penting kita melihat bagaimana bencana perang akan berdampak pada semua orang dan masih adanya fakta tidak ada solusi untuk masalah-masalah yang menimpa daerah yang dilanda perang," kata Hillary.

Selama berbulan-bulan, Lebanon telah mengalami kebuntuan politik berkaitan dengan laporan-laporan pengadilan yang didukung PBB mengatur untuk mendakwa anggota Hizbullah sehubungan dengan pembunuhan Hariri.

Hizbullah, yang didukung oleh Suriah dan Iran, telah memperingatkan tidak akan menerima hasil seperti itu dan menuduh peradilan yang bermarkas di Den Haag menjadi bagian dari rencana komplotan AS-Israel.

Ny. Clinton bertemu secara terpisah pada Jumat di New York dengan Saad Hariri dan Raja Abdullah dari Arab Saudi untuk membahas ketegangan di Lebanon itu.

Hariri juga mengadakan pembicaraan dalam beberapa hari terakhir di New York dengan Raja Abdullah, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Sekjen PBB Ban Ki-moon mengenai krisis tersebut. (AK/S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011