Kabul (ANTARA News) - Korban serangan bunuh diri di Kabul terus bertambah, sedikitnya empat tewas dan 29 lainnya cedera dalam ledakan sepeda motor bunuh diri yang ditargetkan pada sebuah bus mini yang membawa para petugas dinas rahasia Afghanistan.

Penyerang meledakkan kendaraan yang sudah dipasangi peledak di satu daerah ibu kota Afghanistan dekat dengan gedung kementerian pemerintah, parlemen dan perkantoran perusahaan asing, menurut para pejabat dan saksi mata.

"Sejumlah korban dibawa polisi ke rumah sakit, empat di antara mereka mati sahid," kata juru bicara kementerian dalam negeri Zemarai Bashary kepada AFP.

Juru bicara kementerian kesehatan Ghulam Sakhi Nuroghli mengatakan, 29 korban yang luka telah dirujuk ke rumah sakit terdekat dengan tempat kejadian.

"Dan seorang dari yang cedera kini dalam kondisi kritis," kata Nuroghli kepada AFP.

Para saksi mata melaporkan melihat kepingan-kepingan sebuah sepeda motor dan bagian-bagian tubuh manusia yang tampaknya pelaku serangan bunuh diri, sedangkan seorang fotografer AFP melihat kolam darah di jalan dan pecahan kaca jendela beberapa kendaraan di dekat kejadian.

"Saya mendengar ledakan besar yang memecahkan semua jendela dan bergegas keluar rumah. Saya juga melihat asap tebal dan debu serta bus mini, sebuah truk pick-up dan sebuah mobil warga sipil rusak," saksi Ahmad Waseem kepada AFP.

"Ada tiga orang terluka tergeletak di tanah Ada. Bagian dari

ledakan sepeda motor dan bagian tubuh dari penyerang bunuh diri ... yang ledakannya begitu berat sehingga menghancurkan kaca mobil di jalan ," katanya.

Ledakan itu terjadi di depan sebuah rumah sakit jiwa dan dekat dengan masjid pada setelah pukul 8.00 (0330 GMT).

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan bahwa serangan dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri Taliban ditujukan kepada karyawan Direktorat Keamanan Nasional (NDS) yang sedang pergi untuk bekerja.

Mujahid mengklaim bom itu menewaskan 17 orang dan melukai 14 lainnya.

Seorang pejabat NDS di tempat kejadian juga mengatakan bus mini yang menjadi korban ledakan itu membawa karyawannya.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk serangan itu dan mengatakan para pelaku tidak memperoleh apa-apa selain pembunuhan warga sipil tak berdosa.

"Melakukan serangan bunuh diri di tempat-tempat ratusan warga sipil, perempuan dan anak-anak pulang pergi, adalah tindakan barbar, tidak manusiawi dan tidak Islami serta hanya dapat dilakukan oleh tentara asing bayaran," katanya.

Ledakan kedua di wilayah timur negara menewaskan seorang pejabat NDS dan dua pengawalnya, dan melukai dua orang lainnya, kata seorang petugas kesehatan propinsi.

Sebuah bom pinggir jalan menghantam kendaraan salah satu wakil direktur NDS untuk provinsi Kunar timur, ketika ia bepergian untuk bertugas di pinggiran ibu kota provinsi, Assadabad.

"Tiga mayat termasuk wakil kepala operasional NDS Kunar dan dua

dari pengawalnya dibawa ke rumah sakit kami, di samping dua korban terluka lainnya," kata Assadullah Fazli, direktur kesehatan provinsi, kepada AFP.

Ledakan bom terakhir di Kabul terjadi pada 4 Januari ketika seorang polisi tewas dan tiga warga sipil terluka, pada saat para petugas berusaha menjinakkan alat peledak buatan sendiri.

Serangan besar terakhir di ibukota Afghanistan terjadi bulan lalu, ketika dua pembom bunuh diri menargetkan bus tentara Afghanistan, menewaskan lima personil militer.

Terdapat sekitar 140.000 serdadu internasional di Afghanistan untuk memerangi gerilyawan Taliban.(*)  AFP/H-AK/H-RN

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011