Malang (ANTARA News) - Tiupan angin kencang yang terjadi sejak Selasa (11/1) hingga Rabu, mengacaukan kondisi Kota Malang, Jawa Timur, akibat banyak pohon yang tumbang dan arus lalu lintas pun menjadi "amburadul".

Wartawan ANTARA di Malang melaporkan angin kencang tersebut juga mengakibatkan aliran listrik di sejumlah lokasi "byar pet" (sering padam).

Koordinator Penebangan pohon tumbang dan perawatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Suyitno mengaku, sejak Selasa (11/1) hingga Rabu (12/1) sudah ada 19 pohon yang roboh dan sembilan pohon yang dahannya patah.

"Kami akan terus melakukan antisipasi, koordinasi dan melakukan pengawasan di semua wilayah karena tiupan angin dalam dua hari terakhir ini cukup kencang dan membahayakan," tegas Suyitno.

Menyinggung total kerugian akibat pohon tumbang dan material lainnya yang mengalami kerusakan, Suyitno mengaku masih belum bisa memastikan karena belum dihitung secara rinci, apalagi dalam beberapa hari ke depan diperkirakan masih akan terjadi angin kencang.

Angin kencang di wilayah Malang Raya dalam dua hari terakhir ini juga merobohkan beberapa baliho berukuran besar, papan reklame di beberapa lokasi roboh, antena radio Madina Masjid Jami` Malang, dan antena BTS Pemkot Malang, sehingga jaringan internet dan "hot spot" di lingkungan pemkot setempat tidak berfungsi (macet).

Selain itu, seorang warga bernama Imam (50) juga terjatuh ketika memperbaiki atap rumahnya di Jl Taman Harapan. Imam terjatuh dari atap rumahnya dan saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit RKZ karena pingsan dan mengalami luka lecet di tubuhnya.

Memburuknya cuaca yang ditandai dengan tiupan angin kencang tersebut telah diantisipasi DKP setempat dengan membentuk tim khusus yang beranggotakan 10 orang personel yang siap melakukan evakuasi terhadap pohon tumbang.

"Kami sudah membentuk tim khusus sebagai antisipasi terjadinya pohon tumbang akibat tiupan angin kencang yang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," kata Kepala DKP Kota Malang, Wasto. (*)

(T.E009/E001/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011