Peshawar (ANTARA News) - Sejumlah gerilyawan bersenjata menyerang rumah seorang perwira polisi wanita dan menewaskannya beserta lima anggota keluarganya, di wilayah barat laut Pakistan pada Jumat dini hari, kata pejabat setempat.

Perwira Shamshad Begum menjadi target serangan yang dilakukan sebelum fajar di kota Tootkas, distrik Hangu, sebelumnya telah beberapa kali menerima ancaman mati dari kelompok Taliban, kata pejabat senior pemerintah Khalid Khan kepada AFP.

"Wilayah itu berbatasan dengan wilayah pedalaman konservatif Kurram," katanya.

Pejabat kepolisian setempat Fazal Hussain mengatakan sekitar puluhan gerilyawan dengan senjata roket, granat tangan dan senapan mesin serang menyerbu rumah tersebut pada pukul 03.30 waktu setempat (06.30 WIB), dengan pertama-tama meluncurkan roket sebelum mendobrak rumah dan kemudian membuka tembakan.

Begum meninggal seketika bersama dua orang putranya dan seorang putrinya, serta dua saudara perempuan dan suaminya. Sementara dua putra dan seorang putrinya yang lain terluka dalam serangan itu.

Taliban terlibat dalam kampanye kekerasan terhadap pasukan keamanan di Pakistan, sekutu utama dari jargon "perang terhadap terorisme" yang diusung AS, dan baru-baru ini sempat mengirimkan surat peringatan kepada Begum untuk berhenti dari pekerjaannya.

Para gerilyawan itu bercokol di wilayah tanpa pengawasan hukum di perbatasan Afghanistan dan menyerukan perlawanan terhadap hak pekerjaan serta pendidikan bagi kaum perempuan.

Sekitar 4.000 orang telah tewas akibat serangan bom dan bunuh diri di seluruh Pakistan sejak pasukan pemerintah melakuan sebuah serangan terhadap gerilyawan di sebuah masjid di Islamabad pada 2007.

Sejumlah pemboman itu kemudian dikaitkan dengan jaringan teroris yang terhubung dengan Taliban dan Al Qaida.

Seorang pengebom bunuh diri menabrakkan mobil dengan bahan peledak ke sebuah kantor polisi di dekat Bannu pada Rabu, yang menewaskan 18 orang, sebagian besar merupakan pejabat keamanan, serta melukai 15 orang lainnya.

Taliban mengklaim serangan itu dan mengatakan hal itu sebagai balasan terhadap aksi serangan tanpa awak AS yang sering dilakukan di wilayah pedalaman Afghanistan.
(KR-PPT/H-AK/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011