Kompetisi LPI didukung oleh konsorsium pengusaha nasional yang menggunakan dana dari pengusaha
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar menyarankan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berjiwa besar menerima kehadiran Liga Primer Indonesia guna kemajuan persepakbolaan di Indonesia.

"Berdirinya Liga Primer Indonesia (LPI) didorong oleh rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap ketidakberhasilan pengurus PSSI dalam meningkatkan prstasi sepakbola nasional," kata Dedi Gumelar pada diskusi di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Namun pengurus PSSI, kata dia, tidak mau menerima masukan dari masyarakat, sehingga masyarakat mendorongnya dengan mendirikan LPI.

Menurut dia, PSSI seharusnya melihat kehadiran LPI bukan sebagai pesaing dari Liga Super Indonesia (LSI) tapi sebagai ajang kompetisi alternatif sepakbola di Indonesia.

Sebagai induk organisasi sepak bola resmi di Indonesia, seharusnya PSSI bisa mengakomodasi LSI dan LPI bersama-sama.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini menyambut positif kehadiran LPI guna meramaikan kompetisi sepak bola di Indonesia sekaligus sekaligus bisa memicu peningkatkan prestasi sepak bola di masa depan.

Juru biacara LPI, Abi Hasantoso, menyayangkan sikap pengurus PSSI yang memberikan perlakukan berbeda terhadap LPI dan LSI, karena LSI dimanja sedangkan LPI dikecam dan dikasari.

Padahal, kata dia, LPI tidak menggunakan uang negara dari APBD tapi murni menggunakan uang masyarakat dari konsorsium pengusaha nasional.

"Kompetisi LPI didukung oleh konsorsium pengusaha nasional yang menggunakan dana dari pengusaha," katanya.

Kompetisi LPI, kata dia, adalah kompetisi industri sepakbola yang profesional dan mengarahkan agar klub-klub bisa mandiri dan profesional tanpa tergantung pada dana APBD.

Abi menambahkan, masyarakat menyambut positif kehadiran LPI jauh melampaui perkiraan pengurus LPI.

Perkiraan pengurus LPI, pada `tiga kali pertandingan pada pekan pertama diselenggarakannya LPI jumlah penonton hanya sekitar 60 persen dari kapasitas stadion.

"Namun realitasnya, jumlah penonton lebih dari 100 persen dan bersikap tertib," katanya.

Menurut dia, seharusnya hal ini dilihat secara positif dan menjadi masukan untuk kemajuan PSSI.
(R024/F002/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011