Jeddah (ANTARA News/AFP) - Pesawat yang membawa presiden terguling Tunisia Zine El Abidine Ben Ali mendarat Sabtu pagi di kota Jeddah, Arab Saudi, kata satu sumer di kerajaan itu.

"Pesawat yang membawa presiden (Zine El Abidnie) Ben Ali mendarat di Jeddah," kata sumber Arab Saudi yang tak mau disebutkan jatidirinya.

Sumber itu tak memberi perincian lebih lanjut mengenai orang-orang yang menemani Zine El Abidine di pesawat tersebut.

Sementara itu satu sumber di bandar udara mengatakan Zine El Abidine meninggalkan pesawat tersebut dan pergi ruang VIP di terminal bandar udara.

Zine El Abidine meninggalkan negerinya pada Jumat (14/1), di tengah gelombang protes sosial yang merenggut banyak korban. Peristiwa itu mengakhiri secara dramatis 23 tahun masa jabatannya.

Tujuan mantan presiden Tunisi tersebut dipenuhi misteri dan memicu banyak spekulasi di media. Sebagian laporan menyatakan ia akan pergi ke Prancis, sementara laporan lain menyatakan ia akan pergi ke Malta atau Italia.

Pada Jumat, pesawatnya telah terbang di wilayah udara Malta, saat dalam perjalanan lebih jauh ke utara setelah mantan presiden Tunisia itu meninggalkan negerinya, kata beberapa pejabat di Malta.

"Pesawat itu mengadakan kontak dengan menara pengawas untuk minta izin memasuki wilayah udara Malta. Pesawat tersebut akan pergi ke utara," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri.

Pada saat yang sama, beredar desas-desus di Internet bahwa Zine El Abidine berharap dapat hidup di pengasingan di Malta atau Italia, sementara laporan lain menyatakan ia dalam perjalanan ke Prancis.

Di Valetta, Menteri Luar Negeri Tonio Borg mengatakan, "(Zine El Abidine) Ben Ali takkan datang ke Malta dan pemerintah tak memiliki petunjuk bahwa ia akan datang ke Malta," kata Menteri Urusan Luar Negeri Malta tersebut.

Kementerian Luar Negeri Italia menyatakan Zine El Abidine "tentu saja tidak" dalam perjalanan ke Roma, dan desas-desus itu "tak berdasar".

Prancis juga menyatakan negara itu tak ingin Zine El Abidine mencari tempat perlindungan di wilayahnya dan Kementerian Luar Negeri di Paris secara resmi mengkonfirmasi presiden terguling Tunisia itu belum meminta suaka.

Jumat larut malam, satu pesawat sipil yang dikiri membawa Zine El Abidine mengisi-ulang bahan bakar di bandar udara Cagliari, Sardinia, kata beberapa sumber pemerintah Italia.

Para penumpang tetap berada di pesawat selama pengisian-ulang bahan bakar di Italia selatan dan memberitahu pemerintah ada "dua pilot dan seorang pramugari" di pesawat, kata sumber-sumber tersebut.

Beberapa sumber pemerintah Italia belakangan menyatakan Zine El Abidine tak berada di pesawat tersebut.

Sementara itu, beredar desas-desus bahwa istri Zine El Abidine, Leila, berada di Dubai, Uni Emirat Arab.

Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, mantan ibu negara Tunisia tersebut kembali ke Dubai, tempat ia telah melewati satu pekan pada akhir Desember bersama suaminya dan anggota lain keluarganya. Mereka dilaporkan telah meninggalkan negara kota tersebut pada 27 Desember. (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011