"Sekarang ini, kritik terhadap partai politik semakin keras dan serius dan yang pertama adalah ini harus direspon sebagai salah satu bentuk demokrasi bahwa siapapun bebas menyatakan pendapat di negeri ini," katanya saat memberikan sambutan membuka Musyawarah Daerah (Musda) ke-2 DPD Partai Demokrat Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Minggu.
Kritik tersebut, kata dia, salah satunya dimuat dalam media nasional yang menyebutkan bahwa demokrasi pasca-reformasi telah dibajak oleh parpol.
Menurut dia, sebagai aktivis partai sangat tidak setuju dengan pandangan tersebut bahwa parpol sama sekali tidak membajak demokrasi, tapi sedang menyelenggarakan, menghidupkan dan mendorong penguatan demokrasi.
"Semua itu adalah proses dari demokratisasi, bahkan negara yang kita kenal sudah melaksanakan sistim demokrasi dengan baik masih terus berusaha menemukan format yang baru," katanya.
Demokrasi di Indonesia, kata dia, masih muda sehingga masih ada kekurangan disana-sini namun setiap kritik, koreksi dan cara pandang setiap elemen terhadap kondisi yang ada saat ini, parpol tidak bisa tutup mata dan telinga.
Kritik yang ada kata dia harus dijadikan sebagai pemicu dan penyemangat bagi parpol untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa ini.
"Masyarakat kita sudah cerdas dan mereka tahu mana parpol yang bekerja dengan benar dan mana yang hanya sibuk mengurus masalah pemilu dan calon-calon presiden padahal pembahasan itu masih sangat terlalu dini," ujarya.
Anas mengajak seluruh kader partai Demokrat untuk memanfaatkan tahun politik, agar menunjukkan kerja nyata, sebab politik kata dia adalah menjalankan amanah rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Cukuplah kita berbicara pemilu pada saat pemilu itu berlangsung dan setelah itu mari bekerja untuk mewujudkan harapan rakyat, sehingga partai ini semakin dipercaya, kuat dan modern," tambahnya.
Prestasi politik yang sudah dicapai partai Demokrat harus diwujudkan dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan angka harapan hidup melahirkan yang lebih tinggi, demikian Anas.
(ANT/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
