Jakarta (ANTARA) - Yayasan KEHATI mendorong penguatan kelembagaan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika dan Robusta yang berada di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki kualitas tinggi dan cita rasa unik.

"Kami ingin memperkuat kelembagaan MPIG Arabika dan Robusta di Manggarai, Flores menuju perbaikan tata kelola kopi berkelanjutan. Selain skill petani pada budi daya sampai paskapanen, kami dan mitra juga mendorong adanya sinergi para pihak, pelibatan perempuan dan anak muda dalam rantai nilai kopi," ujar Program Ekosistem Pertanian Yayasan KEHATI, Puji Sumedi Hanggarawati dalam keterangan tertlis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kopi robusta flores ada di kedai Cafetoria Helsinki

Baca juga: Kopi Manggarai dan Linton tarik perhatian di Yunani


Menjelang peringatan Hari Kopi Internasional 1 Oktober, Puji mengatakan tata kelola yang keberlanjutan dimaknai juga untuk keberlanjutan ekosistem, ekonomi dan sosial masyarakat.

Hal itu didasari karena kopi Flores memiliki kualitas tinggi dan cita rasa unik. Berdasarkan hasil uji cita rasa yang dilakukan oleh PUSLITKOKA Indonesia di Jember, Kopi Robusta Flores Manggarai memiliki nilai rata-rata 82,17, sehingga masuk dalam kategori fine robusta.

Demikian juga untuk arabika, dari uji cita rasa angkanya di atas 81 dan masuk kategori specialty coffee dengan karakter cita rasa caramelly dan beberapa kombinasi rasa lainnya. Sedangkan kopi arabika Flores Manggarai memiliki cita rasa herbal, floral dan spicy.

Kualitas tinggi dengan cita rasa yang khas itu berhasil mengantarkan kopi robusta dan arabika Flores Manggarai memenangkan beberapa penghargaan kopi internasional. Kopi robusta Flores Manggarai menjadi Juara I Kontes Kopi Specialty Indonesia Robusta tahun 2015, dan mendapatkan Gold Gourment pada Penghargaan AVPA Gourmet Product di Pameran SIAL Paris, Prancis 2018.

Sedangkan kopi arabika Flores Manggarai menjadi Juara I Kontes Kopi Specialty Indonesia Arabika tahun 2015, dan mendapatkan Bronze Gourment pada Penghargaan AVPA Gourmet Product di Pameran SIAL Paris, Prancis 2018.

Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai (MPIG-KAFM) dibentuk pada 2015 dan beranggotakan 1.668 petani yang tergabung dalam 42 kelompok tani di Manggarai Raya. Kelompok-kelompok tani itu membentuk Unit Pengolahan Hasil (UPH) kopi yang memiliki fasilitas pengolahan, memproduksi dan menghasilkan produk kopi.

Baca juga: Indonesia Pengekspor Kopi Terbesar Ketiga ke Jerman

Baca juga: Manggarai Timur ekspor 36 ton kopi robusta ke Belanda


Petani kopi Arabika Manggarai telah menerapkan prinsip-prinsip praktik pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices/GMP) dengan mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari para ahli, baik dari lembaga penelitian maupun dari pemerintah.

Sedangkan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Flores Manggarai (MPIG KRFM) dibentuk pada 2019 berdasarkan Keputusan Bersama Bupati Manggarai, Manggara Barat dan Manggarai Timur Nomor: HK/352/2019, Nomor: 01/KEP-BER/HK/2019, Nomor: HK/170/2019 tanggal 11 Juli 2019 tentang Pembentukan Pengurus Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Manggarai.

MPIG-KRFM beranggotakan 1.402 petani yang tergabung di 45 kelompok di tiga kabupaten dan pelaku usaha kopi.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021