Ini merupakan aksi teroris, ini adalah kesedihan, ini adalah sebuah tragedi
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Selasa mengatakan tindakan teroris di Bandara Internasional Domodedovo Moskow dilakukan dengan tujuan untuk membunuh warga sebanyak mungkin.

Menurut laporan awal, pembom bunuh diri meledakkan bom yang dibawanya pada Senin malam di bagian kedatangan bandara yang sedang dipenuhi pengunjung, menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai lebih dari 180 lainnya, sebagaimana dikutip dari RIA Novosti-OANA.

"Dengan mempertimbangkan lokasi dan petunjuk lainnya, kejadian tersebut adalah tindakan teroris yang sudah direncanakan dengan baik untuk membunuh warga sebanyak mungkin," kata Medvedev kepada wartawan.

Ia juga menambahkan, "Para petugas medis sedang mencoba untuk membantu mereka yang memerlukan bantuan, ada banyak orang yang terluka."

Juru bicara Komite Nasional Anti Terorisme Rusia (NAC) Nikolai Sintsov sebelumnya pada Selasa mengatakan tidak cukupnya tindakan keamanan di Bandara Domodedovo Moskow patut disalahkan atas ledakan mematikan tersebut.

"Tindakan keamanan di bandara Domodedovo tidak mencukupi, jika memadai serangan teroris tersebut tidak akan terjadi," kata Nikolai Sintsov kepada stasiun televisi Rossiya 24 TV.

"Ini merupakan aksi teroris, ini adalah kesedihan, ini adalah sebuah tragedi," kata Medvedev. "Saya berharap badan penegak hukum dapat dengan cepat memberikan penjelasan sepenuhnya (mengenai aksi teroris tersebut) dan melakukan suatu investigasi," tambah presiden.

Medvedev menjanjikan bantuan bagi keluarga korban tewas dan terluka dalam serangan tersebut dan mengumumkan ia akan menunda kunjungannya ke Forum Ekonomi di Davos, Swis tempat ia dijadwalkan memberikan sambutan pembuka.

Sumber dari petugas penegak hukum kepada RIA Novosti mengatakan pihak keamanan berada dalam keadaan waspada bahwa ada teroris yang merencanakan serangan atas bandara di Moskow namun tidak dapat menentukan lokasinya dan menahan tiga tersangka yang sudah mereka cari sebelumnya.

Komunitas internasional mengecam ledakan itu dan Sekretaris Jendral Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen mengatakan ia "sangat terganggu" oleh serangan itu.

"Saya sangat mengecam tindakan terorisme yang menyakitkan hati warga Rusia tersebut," kata Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam suatu pernyataan.

Perdana Menteri Inggris David Cameroon menawarkan kepada pemerintah Rusia "bantuan penuh" dan "dengan tegas mengatakan bahwa warga Inggris berada bersama-sama dengan warga Rusia untuk menghadapi kejadian ini," kata juru bicara Downing Street.

Peristiwa ini bukanlah yang pertama bagi bandara Domodedovo menjadi target serangan teroris. Dua pesawat yang tinggal landas dari bandara tersibuk di Moskow itu diledakkan oleh pengebom bunuh diri wanita dari Chechnya pada Agustus 2004, menewaskan 90 orang.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011