Jakarta, 20/1 (ANTARA) - Kebutuhan informasi yang makin tak terbatas menjadi pemicu berkembangnya teknologi broadband. Hal ini terkait kebutuhan akan bandwidth dalam jumlah besar untuk menjalankan suatu aplikasi. Di Indonesia, akses broadband sendiri masih didominasi pemakaian fiber optic. Padahal, penggunaannya memiliki banyak kelemahan, seperti biaya instalasi yang tinggi serta hampir tidak memungkinkan untuk digunakan dalam skala mobile. Kekurangan inilah yang menjadi alasan munculnya mobile broadband dengan kemampuan transfer rate besar dan mobilitas tinggi.

     Kehadiran mobile broadband juga diikuti perkembangan teknologi telekomunikasi antara lain MIMO (Multiple Input, Multiple Output). Teknologi arsitektur MIMO dengan channel bandwidth yang lebih lebar menawarkan peluang menciptakan pendekatan yang sangat powerful dan cost effective untuk meningkatkan kemampuan transfer melalui udara. Menyikapi hal tersebut, Spectrum Indonesia mengajak pelaku dan pengamat TI untuk mengenali lebih dalam dan merasakan dahsyatnya teknologi MIMO melalui seminar yang digelar pada hari ini (20 /01) bertempat di Le Grandeur Mangga Dua Hotel, Jakarta. Seminar ini dihadiri sekitar seratusan pelaku TI dari seluruh Indonesia. "Dari ujicoba kami, banyak keunggulan MIMO dibanding a/b/g. Daya tembus MIMO terhadap penghalang jauh lebih baik, jangkauannya lebih luas, dapat mengenali gelombang radio dari adaptor WiFi 802.11a/b/g, dan menghasilkan transfer rate hingga 300Mbps," jelasnya.

     Teguh juga menyarankan bagi yang ingin membangun infrastruktur jaringan komputer di kantor atau di rumah, ada baiknya memakai piranti wireless yang berteknologi MIMO. "Ini demi kehandalan jaringan wireless karena MIMO bisa meningkatkan kinerja jaringan wireless dari kecepatan dan jangkauannya. Akan lebih optimum lagi jika kedua ujung piranti juga menggunakan MIMO," imbuhnya. Penjelasan dari Teguh diperkuat oleh Onno W. Purbo dalam semintar interaktif di sesi berikutnya. Dalam seminar tersebut, Onno menjelaskan basic MIMO yaitu penggunaan multipel antena baik di pemancar (transmitter) dan juga di penerima (receiver) untuk meningkatkan performa konektifitas wireless.

     "MIMO banyak digunakan dalam teknologi komunikasi wireless karena mempunyai kemampuan signifikan dalam meningkatkan transfer data melalui udara tanpa adanya tambahan penguat sinyal," jelasnya.
Di sela-sela penjelasannya, Onno juga melakukan Live Demo MIMO, serta melakukan komparasi dengan a/b/g. Teknologi IEEE 802.11n ini dibuat berdasarkan 802.11 dengan menambahkan MIMO dan operasi Channel-bonding / 40 Mhz pada layer Physical, dan aggregasi frame pada layer MAC.

     "Dua keuntungan penting yang diberikan pada 802.11n adalah keragaman antena dan multiplexing spatial. Teknologi MIMO mengandalkan sinyal yang dipantulkan dari berbagai arah, yang oleh teknologi tradisional justru menjadi sumber interferensi" jelas Onno lagi.

     Kemampuan MIMO lainnya yaitu Spatial Division Multiplex ing (SDM). SDM melakukan multiplexing secara spatial beberapa stream data independent, secara simultan di transfer didalam satu spectral channel bandwidth. "MIMO SDM dapat secara signifikan menaikkan aliran data seiring naiknya jumlah stream data yang berserakan namun tetap bisa digabungkan kembali." ungkapnya.

     Sebagai dealer utama UBiQUiTi, Spectrum Indonesia juga memperkenalkan beberapa jenis perangkat jaringan andal seperti NanoStation M5, NanoStation M2, NanoBridge, AirGrid, PicoStation, "Fitur-fitur pada produk ini dapat diandalkan untuk penggunaan beban jaringan sekelas ISP. Selain itu, harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibanding perangkat seperti Wimax namun dengan kemampuan dan dukungan purna jual yang jempolan," ujar Teguh.

     Spectrum Indonesia telah melayani pemasaran produk-produk Ubiquity sejak Februari 2007 dan ditunjuk sebagai Master Dealer untuk wilayah Asia sejak 2009. Seminar UBiQuiTi ini merupakan satu dari rangkaian road show yang diadakan Spectrum Indonesia. Setelah Jakarta, pengenalan MIMO akan diadakan di Harris Riverview Hotel Bali (18 Februari) dan TS Suite Hotel Surabaya (17 Maret)



Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011