"Saya mengkhawatirkan revolusi Tunisia karena saya melihat campur tangan asing...ini melayani kepentingan asing," kata Qaddafi.
Kairo (ANTARA News) - Polisi Mesir pada Rabu pagi menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi unjuk rasa besar yang berlangsung di pusat kota Kairo, menuntut Presiden Husni Mubarak mundur dan diilhami oleh pergolakan di Tunisia, demikian laporan wartawan AFP.

Polisi bergerak ke Alun-alun Tahrir menjelang pukul 1.00 dini hari (pukul 6.00 WIB) dengan melepaskan gas air mata pada puluhan ribu pengunjuk rasa yang telah berkumpul selama beberapa jam di alun-alun itu.

Sejumlah gedung pemerintah berada di kawasan tersebut.

Para pengunjuk rasa bergerak ke jalan-jalan di dekatnya. Jumlah mereka diperkirakan 10.000 orang.

Sementara itu pemimpin Libia Muammar Qaddafi mengatakan pada Selasa ia mengkhawatirkan perubahan kekuasaan di Tunisia dieksploitasi oleh pengaruh asing.

Berbicara dalam satu wawancara yang disiarkan stasiun televisi swasta Tunisia Nessma, ia membantah telah mengundang presiden terguling Zine Al-Abidine Ben Ali ke Libia yang bertetangga dengan Tunisia.

"Saya mengkhawatirkan revolusi Tunisia karena saya melihat campur tangan asing...ini melayani kepentingan asing," kata Qaddafi.

Ia melanjutkan,"Siapa yang bilang saya mengundang Ben Ali (ke Libia)? Saya tak mengundangnya, saya tak menyarankan itu, karena itu mengapa saya tak mengundangnya. Ini nonsens...Saya tidak berlawanan dengan kepentingan rakyat Tunisia."

Ben Ali, yang memerintah Tunisia selama lebih 23 tahun, melarikan diri ke Arab Saudi awal bulan ini setelah aksi unjuk rasa selama beberapa minggu.

Selain Libia, Mesir juga negara tetangga Tunisia.
(Uu.M016/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011