Jakarta, 25/1 (ANTARA) - Sekjen Kemenbudpar Drs. Wardiyatmo, MSc. mengatakan, program pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) di kawasan wisata Pangandaran, Jawa Barat diharapkan sebagai best practice dan menjadi proyek percontohan untuk dikembangkan ke daerah lain di Indonesia. Proyek tahap kedua bantuan dari Jerman (negara donor) melalui UN-WTO (United Nation World Tourism Organization) tersebut lebih fokus pada efisiensi energi sebagai kontribusi untuk mitigasi perubahaan iklim dan reduksi emisi di Indonesia.

     "Bantuan tahap pertama berlangsung pada 2006-2009 untuk recovery kawasan pariwisata Pangandaraan pasca-bencana tsunami telah banyak kemajuan. Kemudian dilanjutkan tahap kedua 2011- 2013 dengan fokus pada efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan, yang melibatkan masyarakat secara optimal," kata Wardiyatmo dalam jumpa pers 'Kick-off Project Energy Efficiency for Sustainable Tourism in Pangandaran' yang dibuka oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (PDP) Kemenbudpar Ir. Firmansyah Rahim, MM di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (25/1).

     Hadir dalam jumpa pers antara lain Setditjen PDP Winarno Sudjas, Jurgen Nauber-Coodinator Consulting on Tourism and Biodiversity UN-WTO, pejabat dari Kedubes Jerman untuk Indonesia, dan konsultan.

     Jurgen Nauber menilai proyek pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pangandaran pasca-tsunami 2006 telah berlangsung sukses. Sementara dalam program lanjutan, UN-WTO akan mengimplementasikan program dalam pencapaian efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan rehabilitasi ekosistem pantai di Pangandaran.

     Program pembangunan pariwisata berkelakelanjutan di Indonesia , menurut Wardiyatmo, bertumpu pada empat pilar strategis (four track strategy) yakni pro-pertumbuhan ekonomi (pro-growth), pro-penciptaan lapangan kerja (pro-job), pro-pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan pro-lingkungan hidup (pro-environment). "Program pembangunan pariwisata berkelanjutan ini pada akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Wardiyatmo.

     Program kegiatan Energy Efficiency for Sustainable Tourism di Pangandaran ini melalui beberapa tahapan yakni pengumpulan data dasar, peningkatan kapasitas, program mitigasi, dan adaptasi di antaranya pengembangan ekosistem terumbu karang dan hutan bakau sehingga menjadi salah atraksi wisata menarik. Terumbu karang dan hutan bakau itu ketika terjadi tsunami 2006 lalu banyak yang rusak. Program tersebut mendapat bantuan dana sebesar 1,3 juta Euro atau setara Rp 16,9 miliar.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011