Yogyakarta (ANTARA News) - Tokoh agama yang menyuarakan perlawanan terhadap pembohongan diharapkan tetap solid dan konsisten mengkritik kebijakan pemerintah untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat, kata Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama Yogyakarta Abdul Muhaimin.

"Sembilan tokoh agama yang visioner diharapkan tetap solid, konsisten, dan tidak tiarap mengkritik kebijakan pemerintah, meskipun mendapatkan serangan balik dari pihak-pihak tertentu," katanya dalam pertemuan dengar pendapat publik melawan pembohongan, di Yogyakarta, Rabu.

Namun, menurut dia, dirinya yakin sembilan tokoh agama itu akan tetap solid dan konsisten berpikir kritis dan tidak tiarap menghadapi "serangan" dari berbagai pihak yang tidak setuju dan sependapat dengan gerakan moral yang dilakukan demi kebaikan bangsa dan negara.

Ia mengatakan tokoh dan badan pekerja lintas agama diharapkan tidak hanya melebarkan isu kebohongan pemerintah, tetapi juga membangun kekuatan dan jaringan dengan pihak terkait di berbagai bidang, seperti hukum, ekonomi, pendidikan, dan politik.

"Kekuatan dibangun dengan cara mengajak kerja sama lembaga-lembaga yang bergerak di bidang itu, seperti perguruan tinggi, lembaga bantuan hukum, dan Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM)," kata pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ummahat Kotagede Yogyakarta ini.

Menurut dia, badan pekerja lintas agama bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut untuk merekomendasikan solusi terhadap kebohongan pemerintah. Dengan kerja sama itu diharapkan rekomendasi yang disampaikan akan lebih rinci dan jelas.

"Rekomendasi dari badan pekerja lintas agama bekerja sama dengan lembaga terkait itu dapat menjadi masukan yang berharga bagi pemerintah. Pemerintah juga diharapkan memperhatikan rekomendasi tersebut dalam rangka mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat sebagaimana yang diamanatkan konstitusi," katanya.(*)

(U.B015/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011