"Oo belum, KBRI melihat suasanya di Mesir khususnya ibu kota Kairo sejauh ini masih aman-aman saja," kata Duta Besar (Dubes) Fachir dalam perbincangan dengan ANTARA di Kairo, Rabu, terkait aksi demonstrasi di Kairo dan sejumlah ibu kota provisi pada Selasa yang menewaskan empat orang termasuk dua perwira kepolisian.
Dubes Fachir menilai, pemerintah Mesir telah mengantisipasi berbagai kemungkinan, dan sejauh ini belum terlihat tindak lanjut dari unjuk rasa itu.
"Kita belum melihat kelanjutan dari aksi pada Selasa itu," kata Fachir yang akan mengakhiri masa baktinya sebagai Dubes pada bulan depan, Februari itu.
Menurut dia, pihaknya telah dan sedang melakukan kontak-kontak dengan warga negara Indonesia (WNI) di Mesir yang berjumlah sekitar 5.000 orang, sekitar 4.000 di antaranya adalah mahasiswa untuk menenangkan mereka.
"Sekarang ini para mahasiswa sedang berkonsentrasi menjalani ujian semester," katanya.
Demonstrasi yang berlangsung pada hari libur, Hari Jadi Kepolisian, pada Selasa (25/1) yang berujung bentrok dengan aparat keamanan itu dilakukan oleh oposisi anti-pemerintah.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Mesir, Habib Al Adly, pada Rabu mengeluarkan larangan aksi unjuk rasa agar tidak mengganggu ketertiban umum.
"Pihak keamanan akan mengambil tindakan keras terhadap siapa saja yang mengganggu ketertiban masyarakat di tempat umum," katanya kepada wartawan.
Para demonstran dalam aksinya meneriakkan yel yel anti-pemerintah dan mendesak Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri.
Aksi unjuk rasa itu dilakukan meniru demonstrasi serupa di Tunisia yang berhasil menumbangkan Presiden Zine Abidin Bin Ali dua pekan silam.
Krisis politik di Tunisia itu memaksa KBRI Tunis untuk mengevakuasi sejumlah WNI di sana.(*)
(T.M043/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
