Davos (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada World Economic Forum (WEF) mengingatkan dunia belum lepas dari ancaman terorisme setelah ledakan bom di Bandara Moskow, Rusia, pada 24 Januari 2011.

"Bom di bandara Rusia tiga hari lalu mengingatkan kita bahwa terorisme akan terus menghantui kita," ujarnya saat mendapatkan giliran pertama menyampaikan pidato di Congres Hall Kongres Zentrum, Davos, Swiss, Kamis.

Menurut Presiden, ekstrimisme dan intoleransi juga sedang meningkat dan karena itu cara pandang dunia tentang konsep keamanan butuh disesuaikan.

Saat ini, lanjut Kepala Negara, dunia pun masih mengalami ketidakpastian dalam bidang ekonomi dan masih berusaha untuk mengelola pemulihan ekonomi global karena situasi pasca krisis masih terus berlanjut seperti isu utang di Eropa, defisit anggaran, restrukturisasi bidang keuangan dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Kondisi itu, menurut Presiden Yudhoyono, bisa menciptakan tegangan domestik di sebuah negara yang secara potensial bisa menimbulkan kebijakan proteksionisme.

"Terlebih lagi, kita telah mengalami kenaikan harga pangan dan minyak bumi. FAO juga telah memprediksi bahwa harga pangan telah mencapai level seperti pada tahun 2008 dan bisa meningkat lagi. Harga pangan tinggi tidak hanya berdampak pada inflasi tetapi juga pada kemisikinan dan kelaparan yang bisa menimbulkan kericuhan sosial dan politik," tuturnya.

Apalagi, lanjut Presiden, saat ini populasi dunia sudah mendekati 7 miliar orang dan akan meningkat menjadi 9 miliar orang dengan tekanan yang semakin meningkat pada keterbatasan pangan, energi, air, dan sumber daya lainnya.

Untuk itu, Presiden menekankan pentingnya kerja sama global dalam segala bidang yang didasarkan oleh semangat saling menguntungkan dan persahabatan melalui kekuatan diplomasi.

Presiden dalam pidatonya menuturkan saat ini dunia telah mengalami setidaknya tiga perubahan, yaitu munculnya kekuatan Emerging Market di Asia yang saat ini menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi dunia, ancaman keamanan yang harus dilihat tidak hanya dari tindak kekerasan tetapi juga karena bahaya bencana alam dan wabah penyakit, dan perubahan iklim yang harus diatasi dengan perubahan gaya hidup manusia di dunia dan kerja sama global dengan berbagi teknologi.

Presiden pun menyatakan keyakinannya bahwa hanya kerja sama global yang bisa mengatasi berbagai masalah dihadapi dunia sekarang karena dunia saat ini tidak lagi hanya bisa dikendalikan oleh satu kekuasaan saja.(*)

(T.D013/D011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011