Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) DR.Sapta Nirwandar menyatakan sebagai negeri bahari yang memiliki 17.500 pulau, Indonesia memiliki potensi besar menjadi tujuan wisata kapal pesiar (cruise) dunia. "Potensi ini harus terus kita kembangkan. Kini saatnya Indonesia menjadi destinasi wisata cruise dunia," kata Sapta Nirwandar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang bertajuk 'Kini Saatnya Indonesia Sebagai Tujuan Wisata Cruise di Dunia' yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu (26/1).

Menurut Sapta Nirwandar, dalam delapan tahun belakangan ini keseriusan pemerintah (Kemenbudpar-Red) bersama industri dan stakeholder wisata bahari mengembangkan wisata kapal pesiar di Indonesia mulai menampakkan hasil. Terbukti kini kunjungan cruise di Indonesia sudah mencapai sekitar 90 kali/tahun, dari semulatahun 2002 hanya sekitar 20 calls. Begitu pula destinasi yang dikunjungi cruise semakin luas, dari semula hanya 3 destinasi kini berkembang menjadi 66 destinasi.

"Kita berharap tidak lama lagi setiap hari ada sekitar 2 cruise yang singgah di Indonesia. Selain singgah di destinasi Padang Bai dan Benoa (Bali), Jakarta, Lembar (Lombok-NTB), Makassar (Sulsel), Komodo (NTT), dan Semarang (Jateng) juga menyinggahi destinasi lainnya yang keseluruhnya ada sekitar 66 destinasi, di antaranya Tanjung Puting (Kalteng) yang belakangan banyak diminati cruise dunia, "kata Sapta Nirwandar.

Sementara itu Direktur Promosi Luar Negeri Kemennbudpar Noviendi Makalam mengatakan, dalam rencana pengembangan wisata cruise ke depan akan melakukan peningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai destinasi kapal pesia dunia serta menjadikan Bali sebagai turn around port . Selain itu mempersiapkan pelabuhan lainnya di Indonesia agar lebih siap menerima kedatangan cruise dalam jumlah penumpang lebih besar, meningkatkan kualitas pelayanan, serta sinkronisasi dan harmonisasi regulasi termasuk kebijakan untuk memfasilitasi kunjungan kapal pesiar.

Dalam kesempatan sebelumnya Sapta Nirwandar menilai, pelabuhan Benoa Bali menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai turn-around port berstandar internasional, sehingga nantinya dapat menampung cruise mancanegara sekaligus mendorong berkembangnya wisata bahari di Bali serta kawasan Timur Indonesia.

Pengembangan fasilitas Benoa sebagai pelabuhan cruise internasional selain memenuhi standar International Safety Port (ISP) yang ditetapkan oleh IMO (International Marine Organization) juga memenuhi tuntutan pasar, di mana telah terjadi perubahaan paradima pelabuhan tidak lagi hanya sebagai container port, melainkan sudah menjadi gabungan dari entertaint dan leisure.

Rakor diikui kalangan pelaku industri wisata bahari, operator pelabuhan (PT Pelindo), operator kapal (PT Pelni), bupati, kepala dinas pariwisata, akademisi, serta instansi terkait.

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Copyright © ANTARA 2011