Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan tim keamanan nasionalnya pada Sabtu untuk membahas krisis Mesir dan memperbarui seruannya kepada pemerintah Mesir agar melakukan reformasi dan menahan diri dari aksi kekerasan terhadap para pemerotes.

Pertemuan satu jam itu dihadiri Wakil Presiden Joe Biden, Penasehat Keamanan Nasional Tom Donilon dan para pejabat keamanan dan kebijakan luar negeri, kata Gedung Putih dalam satu pernyataan.

"Presiden diberitahu ikhwal situasi yang berkembang di Mesir," demikian pernyataan itu. "Ia mengulangi kembali fokus kami pada penentangan kekerasan dan menyeru (pemerintah Mesir) menahan diri; dukungan bagi hak-hak universal; dan dukungan bagi langkah-langkah kongkrit yang memajukan reformasi politik di Mesir."

Sementara itu dalam pernyataan bersama Sabtu, yang disiarkan AFP dari Paris, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk mengindari kekarasan.

Ketiga pemimpin tersebut menyeru Presiden Mubarak melakukan perubahan sebagai tanggapan atas keprihatinan rakyatnya.

"Kami menyeru Presiden Mubarak menghindari penggunaan kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata, dan atas pengunjuk rasa yang menyampaikan hak-hak mereka secara damai," kata pernyataan itu dikutip oleh AFP.

"Kami mendesak Presiden Mubarak melakukan proses transformasi yang hendaknya tercermin dalam suatu pemerintahan yang berdasarkan banyak pihak dan dalam pemilihan bebas dan adil."

Mereka mengeluarkan seruan itu pada saat kelompok kesehatan di Mesir menyebutkan sedikitnya 80 orang terbunuh di seantero negeri itu dan ribuan lagi menderita cidera sejak pergolakan mulai terjadi.

Seorang perwira keamanan juga melaporkan bentrokan-bentrokan baru terjadi.

Mubarak mengangkat kepala intelejen militer Mesir sebagai wakil presiden yang baru pertama ada dan menunjuk seorang perdana menteri baru setelah menjanjikan reformasi ekonomi dalam pidato televisi malam sebelumnya.

"Sangat perlu Presiden Mubarak melaksanakan secara penuh dan cepat reformasi sosial dan politik lebih lanjut seperti yang dijanjikannya untuk memenuhi aspirasi rakyat Mesir," tambah pernyataan tiga pemimpin itu.

"Harus ada penghormatan penuh bagi hak-hak asasi manusia dan kebebasan demokratis termasuk kebebasan menyatakan pendapat dan komunikasi termasuk penggunaan telepon dan Internet dan hak berkumpul damai."

Para pemimpin itu mengatakan mereka juga mengakui peran moderat yang telah lama dimainkan Mubarak di Timur Tengah.

"Kami sekarang mendesaknya untuk memperlihatkan hal sama dalam mengatasi situasi yang terjadi saat ini di Mesir."

(SYS/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011