Karimun, Kepri (ANTARA News) - Sejumlah petani Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau gagal panen akibat lahan perkebunannya kebanjiran sejak tiga hari lalu.

Jali, petani cabai di Desa Tanjungsusup, Kecamatan Kundur, Senin mengatakan, sedikitnya lima ribu batang tanaman cabainya gagal panen karena terendam air setinggi satu meter.

``Ini memang musibah besar bagi saya. Saat ini tanaman itu masa panen,`` katanya.

Sebelum banjir dia sudah memanen, namun jumlahnya masih kecil. Sedangkan sisanya gagal dipanen menyusulnya banjir yang dipicu guyuran hujan dengan curah tinggi.

``Cabai yang sudah dipanen hanya senilai Rp2,5 juta. Sisanya yang belum dipanen mencapai Rp60 juta,`` katanya.

Anwar, petani lain mengungkapkan sedikitnya tiga ribu batang tanaman cabainya rusak terendam air.

``Bagaimana mau panen, seluruh areal perkebunan terendam. Sedangkan cabai yang hendak memasuki masa panen membusuk akibat jamur,`` katanya.

Sementara itu, banjir juga mempengaruhi petambak ikan lele, Auzar yang mengaku tambak ikan miliknya berubah menjadi danau akibat banjir. Ikan lele yang berada dalam tambak hanyut terbawa banjir.

``Entahlah, bang. Sudah nasib saya padahal bulan depan mau panen. Nilai hasil panen puluhan juta rupiah,`` ucapnya.

Hujan dan banjir juga mengakibatkan ratusan hektare tanaman karet tidak bisa dipanen.

Raja Zuriantiaz, warga Kundur mengatakan petani karet tidak bisa panen karena pohon karet basah.

``Getah yang dipanen tidak boleh bercampur air. Sedangkan lahan perkebunan juga terendam,`` katanya.


Siswa Diliburkan

Banjir yang melanda beberapa desa di Kundur juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah. Pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya karena sekolah terendam.

``Ketinggian air mencapai 30 centimeter dan menggenangi halaman sekolah. Siswa terpaksa diliburkan karena banjir mengganggu kegiatan belajar mengajar,`` kata Kepala SDN 015 Kebun Pinang, Zulinda.

Zulinda mengatakan, ketinggian air meningkat jika air laut sedang pasang dan nyaris memasuki ruangan kelas.

Menurut dia, keputusan untuk melibutkan seluruh siswanya sudah disetujui unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kundur.

``Dinas menyetujui jika banjir mengganggu kegiatan belajar mengajar,`` katanya.

Banjir juga menggenangi SMK Budhi Mulia di Sungai Sebesi, MTs Al-Muttaqin dan SMAN 3 Kundur di Sungai Ungar. Namun, siswa di tiga sekolah tetap belajar meski mereka harus membuka sepatu. (HAM/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011