Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia berada di atas kisaran 100 dolar per barel di perdagangan Asia pada Selasa, di tengah-tengah kekhawatiran situasi di Mesir yang akan mengganggu pasokan minyak melalui Terusan Suez.

Mesir memang bukanlah produsen minyak utama dunia, namun merupakan lokasi dari Terusan Suez yang sangat penting untuk mengalirkan 2,4 juta barel minyak per hari, setara dengan produksi minyak Irak atau Brazil, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet pengiriman Maret turun 22 sen ke posisi 91,97 dolar per barel, sementara minyak mentah Brent North Sea juga untuk penyerahan Maret turun 57 sen menjadi 100,44 dolar per barel, bahkan sempat menyentuh 101,73 dolar semalam, tingkat tertinggi sejak Oktober 2008.

Pada perdagangan Senin (31/1), di bursa London, harga minyak ICE Brent untuk kontrak Maret ditutup naik 1,59 dolar per barel ke posisi 101,73 dolar per barel. Sementara minyak WTI light sweet di pasar New York untuk pengiriman Maret naik hingga 2,85 dolar menjadi 93,19 dolar per barel.

"Untuk Brent, kami masih dapat melihat kecenderungan naik lagi...jika ketegangan masih terus berlanjut. Hal itu akan terus memberikan dorongan terhadap harga minyak," kata Ong Yi Ling, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

Namun kenaikan tajam di pasar minyak pada akhirnya akan terhalang oleh "banyak pihak yang mengkhawatirkan bahwa harga yang tinggi mungkin menjadi suatu ancaman untuk pemulihan kembali ekonomi," kata Ong.

(*)

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011