Kenaikan harga itu juga membuat eksportir meningkatkan volume. Jadi selain harga, kenaikan ekspor juga didukung peningkatan volume
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor selama Desember 2010 mencapai 16,78 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tertinggi dibanding bulan-bulan lain pada tahun lalu itu.

"Tren ekspor terus meningkat dan pada bulan- bulan terakhir selalu mencatat rekor baru sepanjang tahun 2010," kata Kepala BPS Rusman Heriawan saat menyampaikan berita resmi statistik di Jakarta, Selasa.

BPS mencatat, nilai ekspor selama Desember 2010 naik 7,36 persen dibanding bulan sebelumnya dan naik 25,74 persen jika dibandingkan dengan Desember 2009.

Rusman mengatakan peningkatan ekspor pada bulan terakhir 2010 utamanya terjadi akibat kenaikan harga sejumlah komoditas berbasis sumber daya alam seperti batubara, nikel, karet, dan minyak sawit mentah.

"Kenaikan harga itu juga membuat eksportir meningkatkan volume. Jadi selain harga, kenaikan ekspor juga didukung peningkatan volume," katanya.

Menurut data BPS, sebagian besar ekspor selama bulan Desember 2010 terdiri atas barang nonmigas dengan nilai 13,51 miliar dolar AS dan sisanya berupa barang migas.

Nilai ekspor nonmigas selama Desember 2010 meningkat 5,42 persen dibanding bulan November 2010 dan naik 24,58 persen dibanding Desember 2009.

Peningkatan ekspor nonmigas terbesar selama Desember 2010 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam dengan nilai 232,3 juta dolar AS.

Selama kurun waktu itu, ekspor nonmigas kebanyakan ditujukan ke Jepang (1,72 miliar dolar AS), kemudian China (1,70 miliar dolar AS), dan Amerika Serikat (1,30 miliar dolar AS).

"Kontribusi ketiganya mencapai 34,92 persen," kata Rusman.

Sementara nilai ekspor ke 27 negara Uni Eropa sebanyak 1,93 miliar dolar AS.

Lebih lanjut Rusman menjelaskan pula bahwa nilai total ekspor selama Januari-Desember 2010 mencapai 157,73 miliar dolar AS atau naik 35,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2009.

Sementara ekspor nonmigas selama 2010 nilainya tercatat 129,68 miliar dolar AS, naik 33,02 persen dibanding tahun sebelumnya.

(M035/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011