Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) pada Kamis menandatangani surat kesediaan (letter of undertaking) untuk membeli obat antivirus molnupiravir dengan Merck Sharp & Dohme.

"Melalui perjanjian ini, pemerintah setuju untuk memperoleh sebanyak 150.000 paket (molnupiravir) untuk merawat pasien COVID-19," ujar Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin di Putrajaya.

Dia mengatakan pembelian itu sebagai persediaan untuk mulai beralih ke fase endemik dan hidup bersama virus corona dengan menambah pilihan pengobatan inovatif baru sebagai "senjata" selain penggunaan vaksin dan tindakan-tindakan kesehatan lainnya.

Penelitian yang dilakukan Merck, kata dia, menemukan bahwa molnupiravir menurunkan tingkat perawatan COVID-19 di rumah sakit sebanyak 50 persen dan efektif melawan varian-varian baru virus corona yang lebih ganas seperti Gamma, Delta dan Mu.

"Bagaimanapun ingin saya nyatakan di sini bahwa sekalipun obat molnupiravir ini efektif, tapi tidak berarti vaksin tidak diperlukan lagi karena fungsi vaksin adalah untuk menekan penularan," kata dia.

Dia mengatakan molnupiravir tidak bisa mencegah penularan namun bermanfaat bagi mereka yang sudah tertular.

Khairy mengatakan KKM akan terus memantau perkembangan obat-obatan COVID-19 di seluruh dunia untuk memastikan Malaysia tidak ketinggalan untuk memberikan perawatan terbaik kepada warga negaranya.

Baca juga: Harus ada uji klinis pada obat antivirus COVID-19
Baca juga: Australia akan beli 300.000 dosis pil anti virus corona

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021