Pamekasan (ANTARA News) - Sedikitnya 50 mahasiswa asal Pamekasan Madura yang berkuliah di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir kehilangan kontak atau tidak bisa dihubungi dari Tanah Air, menurut Pondok Pesantren Darul Lughah yang membina mereka sebelum belajar di negera yang dipimpin Hosni Mubarak itu.

"Sampai saat ini kami belum berhasil mengetahui keberadaan mereka di sana dan tidak pernah ada komunikasi dengan pihak pesantren," kata Ustat Gazali, seorang pengasuh pondok pesantren Darul Lughah, Dusun Senen, Desa Akkor, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis.

Pihak pesantren telah berupaya berkomunikasi dengan mereka, namun belum juga berhasil. Keluarga dan orangtua mereka sekarang sangat mengkhawatirkan keselamatan para mahasiswa tersebut.

"Sementara ini kami hanya bisa berdoa melakukan istigasah memohon para santri yang belajar di sana selamat," kata Gazali yang juga pendiri Pondok Pesantren Darul Lughah.

Gazali yang juga dosen Bahasa Arab di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan ini berharap pemerintah bisa memfasilitasi para mahasiswa Indonesia, termasuk yang dari Pamekasan, untuk dievakuasi ke tempat aman.

"Sebab jika kondisi Mesir terus memburuk, kami khawatir mereka akan menjadi korban," katanya.

Pesantren Darul Lughah merupakan salah satu pondok pesantren di Pamekasan yang khusus menempa santri-santrinya belajar Bahasa Arab, khususnya bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan di Timur Tengah, semisal Mesir dan Saudi Arabia.

Pesantren Darul Lughah yang menampung sekitar seratus lebih santriwan dan santriwati ini terletak sekitar 5 kilometer dari Kota Pamekasan dan didirikan pada 1998.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011