Kudus (ANTARA News) - Sekitar 950-an pelajar serta sejumlah guru Madrasah Aliyah Nadhlatul Ulama Banat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Kamis menggelar doa bersama untuk keselamatan Warga Negara Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir.

Aksi doa bersama digelar menyusul bergolaknya politik dan keamanan di Mesir. Aksi unjuk rasa yang semakin memanas dan sering terjadi konflik menimbulkan kekhawatiran rakyat Indonesia, mengingat Warga Negara Indonesia yang menuntut ilmu di negara tersebut cukup banyak.

Sebagai bentuk kesetiakawanan antarsesama, ratusan pelajar MA NU Banat Kudus yang didominasi pelajar putri dari kelas X hingga kelas XII menggelar doa bersama di halaman sekolah yang ada di Desa Krandon, Kecamatan Kota, Kudus.

Salah seorang siswi MA NU Banat Neyla Lutfiana berdoa agar para alumni MA NU Banat Kudus yang menuntut ilmu di Mesir bisa segera pulang ke Tanah Air dengan selamat.

"Mudah-mudahan, para alumni maupun WNI lainnya juga terhindar dari bahaya yang bisa mengancam jiwa mereka," ujarnya.

"Sesama umat Muslim, kami berkewajiban untuk ikut berdoa agar para alumni MA NU Banat mendapatkan keselamatan dan mudah-mudahan pemerintah segera melakukan evakuasi untuk proses pemulangan mereka ke Tanah Air," tambahnya.

Apabila situasi keamanan di negara tersebut normal kembali, katanya, para pelajar yang menuntut ilmu di Mesir bisa kembali lagi.

Sementara itu, Kepala Sekolah MA NU Banat Kudus Moh Said mengungkapkan, jumlah alumni yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, sebanyak lima orang.

"Hingga kini, kami belum mendapatkan informasi keberadaan mereka. Mudah-mudahan mereka selamat dan berharap pemerintah segera melakukan evakuasi untuk mencegah terjadinya korban jiwa," ujarnya.

Kelima alumni tersebut, yakni Arina Faelasufa, Hanifah, Atiek Nor Faiqoh, Robiyah Adawiyah, dan Ulfiana.

Ia mengaku prihatin terhadap situasi keamanan di Mesir yang semakin tak terkendali, menyusul terjadinya aksi unjuk rasa besar-besaran.

Meski demikian, dia mendorong para siswi tetap semangat untuk tidak berhenti menuntut ilmu, termasuk melanjutkan pendidikan di Mesir.

Selama ini, kata dia, perkembangan ilmu dan kebudayaan Islam di Mesir cukup dinamis dan unggul dibanding Negara Islam lainnya.

"Bahkan, sejumlah ulama ternama di Indonesia pernah mengenyam pendidikan di Mesir," ujarnya.

Semangat untuk tetap melanjutkan pendidikan lebih tinggi juga ditunjukkan tiga siswi MA NU Banat yang mendaftarkan diri sebagai pelajar yang akan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Agama RI untuk menempuh pendidikan strata 1 (S1 )di Mesir.

Iis Shofiyani, salah satu pelajar yang mendapatkan beasiswa pendidikan untuk bidang studi Sastra Arab di Universitas Al Azhar Kairo mengaku tidak terpengaruh dengan situasi politik di negara tersebut.

"Saya siap berangkat tahun ini, jika lolos proses seleksi," ujarnya.

Terlebih lagi, kata dia, pemerintah pusat belum mengeluarkan pernyataan untuk menghentikan sementara pengiriman pelajar ke Mesir.

Pernyataan senada juga disampaikan Noor Saidah, pelajar kelas XII yang mengaku siap belajar ke Mesir selama belum ada larangan dari pemerintah terkait pengiriman pelajar ke negara itu.

Apalagi, kata dia, pelajar yang akan menempuh pendidikan di Mesir juga mempersiapkan bekal kemampuan berbahasa Arab serta hafal Al Quran minimal tiga juz.

(KR-AN/A035/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011