Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN optimistis lima persen saham penawaran perdana (IPO) PT Garuda Indonesia yang ditawarkan kepada investor ritel lokal melalui porsi penjatahan terpusat (pooling) dapat diserap oleh pasar.

"Kita berharap alokasi saham lima persen untuk investor ritel dapat diserap karena memang sudah disiapkan sebesar itu," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat.

Menurut Menteri, berdasarkan laporan dari direksi Garuda dan penjamin emisi (underwriter) minat investor terhadap saham Garuda tinggi, tercermin dari data pemesanan dari sistem penawaran secara elektronik.

Mustafa juga membantah bahwa permintaan investor ritel sepi hanya karena relatif pendeknya antrian pada saat "pooling" di Jakarta.

Periode penawaran saham IPO Garuda digelar pada 2 Februari, 4 Februari, dan 7 Februari 2011 serempak di beberapa kota, Aceh, Medan, Padang, Palembang, Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.

Namun diinformasikan, masa penawaran diperpanjang satu hari yaitu pada 8 Februari 2011.

Menurut Mustafa, pada prinsipnya pemerintah menginginkan memperkuat dan memperluas basis investor ritel Garuda. "Kita lihat saja nanti hasilnya, setelah masa penawaran selesai."

Sebelumnya, pemerintah memutuskan harga IPO Garuda Rp750 per lembar dengan jumlah saham yang dilepas sebesar 26,67 persen atau setara dengan 6,355 miliar lembar saham.

Sebanyak 80 persen dari total saham dialokasikan untuk investor lokal baik investor institusional maupun ritel.

Sisanya 20 persen untuk investor asing. Dari 6,355 miliar lembar saham tersebut, sebanyak 4,4 miliar lembar merupakan milik Garuda, sisanya 1,935 miliar saham milik Bank Mandiri.

Dengan porsi saham tersebut, Garuda memperoleh sebesar Rp3,3 triliun. Sedangkan Bank Mandiri sebesar Rp1,451 triliun, sehingga total hasil penerimaan dari IPO Garuda mencapai Rp4,751 triliun.

(R017/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011