Jakarta (ANTARA News) - Rupiah kembali bergerak positif pada perdagangan di pasar uang spot antarbank Jakarta, Jumat, menyusul keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis points menjadi 6,75 persen.

Rupiah pada Jumat sore ditransaksikan pada kisaran 8.990 per dolar AS, menguat 30 poin dibanding posisi pada hari sebelumnya 9.020 per dolar AS.

Pengamat pasar uang David Sumual mengatakan, naiknya BI Rate mendorong pelaku asing membeli rupiah karena gain yang ditawarkan lebih menjanjikan.

Dengan naiknya BI rate, lanjut dia, diharapkan pemerintah juga dapat mengontrol pergerakkan inflasi agar tidak bergerak liar.

Ia meyakini bahwa pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi inflasi di bulan-bulan berikutnya sehingga tingkat risiko investasi pun menjadi relatif lebih baik.

Selain itu, lajut dia, kenaikan rupiah juga dipicu oleh pelemahan dolar AS terhadap mata uang global, seiring lambatnya laju perbaikan ekonomi di AS.

"Ekspektasi lambatnya laju pertumbuhan ekonomi AS memberi sentimen positif pada rupiah, ditambah pengaruh yang datang dari krisis di Mesir," katanya.

Ia menambahkan, krisis yang terjadi di Mesir saat ini membuat investor kembali menjadikan negara `emerging markets` sebagai tempat berinvestasi, termasuk Indonesia.

Perekonomian Indonesia, lanjut dia, dinilai masih tumbuh baik di kawasan Asia, dan menjadi salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif pada tahun ini.

Selain faktor global, kata David, menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) turut memberi kontribusi pergerakan mata uang lokal.

"Pelaku pasar membeli rupiah dan melepas dolar AS untuk bermain di pasar saham, yang mendorong IHSG menguat," ucapnya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011