London (ANTARA News) - Harga minyak mentah `rebound` (berbalik naik) pada Senin waktu setempat menjadi berdiri kembali sebentar di atas 100 dolar Amerika Serikat di tengah berlarut-larutnya kekhawatiran dampak ketidakpastian politik di Mesir, demikian AFP melaporkan.

Pada Senin malam di London dan setelah melewati 100 dolar AS per barel, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret berada di 99,95 dolar, naik 12 sen dibandingkan dengan penutupan Jumat.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, turun 63 sen menjadi 88,40 dolar per barel.

Harga minyak mentah New York jauh tertinggal Brent karena besarnya persediaan minyak sisa pada titik transit utama AS Cushing, Oklahoma, menurut para analis.

Brent minggu lalu melompat di atas batas utama 100 dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun -- dan naik menyeberang 103 dolar karena sentimen terpukul oleh kekhawatiran atas dampak kerusuhan di Mesir terhadap pasokan energi global.

Tapi pasar kehabisan tenaga pada Jumat karena para pedagang mengambil keuntungan di tengah melemahnya data pengangguran di Amerika Serikat, negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia.

"Harga Brent telah naik di atas batas 100 dolar lagi ... setelah merosot di bawah tanda ini (Jumat) ... setelah data pasar tenaga kerja AS lebih lemah dari yang diperkirakan," kata analis komoditas Commerzbank Carsten Fritsch.

"Didukung berlanjutnya protes di Timur Tengah, harga minyak tetap terlindung dengan baik pada sisi penurunannya," kata Fritsch.

"Kerusuhan di Mesir juga berdampak pada perilaku spekulatif investor keuangan, yang semakin bertaruh pada harga minyak naik lagi

di tengah ketidakpastian tentang kemungkinan pengaruh pada pasokan minyak."

Presiden Mesir Hosni Mubarak pada Senin, berjanji untuk meningkatkan paket pembayaran sektor publik sebesar 15 persen.

Orang kuat berusia 82 tahun bertemu dengan kabinet barunya untuk pertama kalinya, berjuang untuk menggerakkan ekonominya lagi meski berlangsung demonstrasi oleh para aktivis pro-demokrasi yang telah menduduki Kairo.

Sedangkan Mesir bukanlah produsen minyak mentah utama, negara ini lokasi dari Terusan Suez yang membawa sekitar 2,4 juta barel per hari, kurang lebih sama dengan produksi Irak.

Didukung kekhawatiran Mesir, minyak mentah Brent melonjak ke 103,37 dolar pada Kamis lalu -- mencapai tingkat tertinggi sejak 26 September 2008. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011