Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengajak mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) untuk meneladani api perjuangan para syuhada dan pendiri bangsa.
 
Ahmad Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Senin, mengatakan dirinya hadir di USK sebagai pemateri dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Banda Aceh pada 9 Oktober 2021.
 
Basarah mengajak 600 peserta yang hadir secara fisik dan daring untuk meneladani itu karena upaya tersebut penting dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air.
 
"Aceh ini daerah istimewa. Aceh dijuluki Serambi Mekah. Bung Karno menyebut Aceh sebagai daerah modal," kata dia.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Aceh miliki peranan penting dalam kemerdekaan RI
 
Menurut Basarah di era kemerdekaan, kontribusi Aceh demikian besar, mulai dari sumbangan pesawat Dakota R1-001 Seulawah, sumbangan emas dari saudagar Aceh untuk Tugu Monas, hingga peranan penting tokoh Aceh Teuku Muhammad Hasan dalam fase pengesahan Pancasila.
 
"Dalam pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang resmi PPKI pada 18 Agustus tahun 1945," kata Basarah dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bertema "Empat Pilar Kebangsaan dan Motivasi Civitas Akademika untuk Memperkokoh Semangat Persatuan Mewujudkan Pembangunan Nasional Emas 2045".
 
Doktor hukum lulusan Universitas Diponegoro itu mengatakan bahwa daya juang tinggi, berjiwa patriot, dan cinta Tanah Air merupakan karakter khas dari masyarakat Aceh.
 
Bukti-bukti sejarah menunjukkan dengan jelas bagaimana perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda begitu sengit. Oleh karena itu, katanya, tidak mengherankan jika banyak pahlawan nasional berasal dari Aceh, seperti Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Cut Nyak Dien, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Basarah: Butuh gotong royong semua pihak atasi pandemi
 
Periode selanjutnya adalah pada fase pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI. Menurut dia, dalam babakan sejarah itu, tokoh Aceh bernama Teuku Muhammad Hasan memainkan peranan penting.
 
Teuku Muhammad Hasan berhasil meyakinkan Ki Bagus Hadikusumo, tokoh besar Muhammadiyah agar mau menerima perubahan dalam rumusan Piagam Jakarta yang awalnya berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
 
"Atas dasar jasa-jasa pentingnya itulah, Teuku Muhammad Hasan diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006," ucapnya.
 
Hal itu, lanjut Basarah menunjukkan bahwa sejak awal, Aceh berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Pelajaran moral penting yang bisa diwarisi bersama adalah pendiri bangsa mengedepankan persatuan dan menanggalkan egoisme.

Baca juga: Ahmad Basarah: Rencana pemindahan Ibu Kota Negara harus dipagari PPHN
 
"Api persatuan inilah yang harus kita teladani," kata Basarah.
 
Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Samsul Rizal dalam sambutannya menyatakan seluruh civitas akademika di kampus yang dipimpinnya berterima kasih atas kehadiran Ahmad Basarah.
 
Dia meyakini materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini akan bermanfaat bagi seluruh Civitas Akademika Universitas Syiah Kuala terutama dalam memperkuat kemajemukan yang memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT.
 
“Semoga materi sosialisasi ini memberikan pengaruh signifikan kepada mereka yang masih memiliki egoisme sektoral untuk memahami konsep pluralisme demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Samsul Rizal.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021